Yay! Akhirnya jadi juga bikin liburan bareng.

Setelah rembugan alot, Jogjakarta menjadi pilihan buat acara liburan bareng deNLers.
Persiapan pun dilakukan. Hening dan n1nna yang sebelumnya menjelajahi Gunung Kidul menyarankan untuk menjelajahi Gunung Kidul lebih jauh karena melihat adanya potensi liburan seru di sana.


Walhasil, liburan asyik banget akhirnya beneran terjadi ^,^9

Setelah berunding, diputuskan menyewa microbus karena rencana berangkat tengah malam tanpa terikat jadwal. Berangkat hari Jumat hampir tengah malam tanggal 19 September kemarin, perjalanan Surabaya-Jogjakarta pun dimulai.

Tidak langsung menuju Gunung Kidul karena harus menjemput Neni dan Yaya, yang tinggal di Jakarta, di Stasiun Tugu. Setelah tiba dan menjemput, pencarian sarapan di kota pelajar ternyata gampang-gampang susah. Jauh-jauh ke Jogja, ternyata deNLers malah memutuskan makan pagi di Soto Koya Surabaya (njekethek) yang sejalan dengan arah ke Gunung Kidul. Diiringi dengan drama antri-mengantri WC karena rupanya deNLers ini punya kebiasaan sehat untuk buang air besar pagi hari, sampai dirasani orang-orang warung.

Setelah lega, kru berfoto di depan warung makan.

Di Gunung Kidul, deNLers mampir dulu di Wisma Samiaji untuk mandi dan menaruh barang bawaan. Lanjut menuju Pantai Siung mengandalkan Google Maps.

Kalau sebelumnya Hening dan n1nna menganggap Pantai Poktunggal paling indah di antara pantai-pantai Gunung Kidul seperti Baron, Pulangsawal, dan sebagainya, maka kali ini Hening dan n1nna mesti mengakui kalau Poktunggal kini jadi yang paling biasa.

Saat menuju Siung, deNLers yang melihat sekilas jalan menuju Pantai Jogan dan sepintas memutuskan bahwa jalanan tersebut susah dilalui microbus. Tapi saat keluar dari Pantai Siung lalu melewati kembali jalan Pantai Jogan, kami tergoda untuk mencoba pantai satu ini. Hampir melewati belokan ke Jogan, pak sopir memutuskan untuk belok di detik terakhir. Dan...kami sama sekali akan menyesal bila melewatkan pantai satu ini.

Jogan was totally amazing!





Setelah mabuk ombak Jogan, tim menuju Poktunggal untuk menikmati matahari terbenam. Lalu makan dan kembali ke penginapan.

n1nna memberi waktu satu jam untuk mandi dan rehat, lalu berkumpul di kamar Hening-n1nna-Erna (tuyul satu ini bikin Hening dan n1nna gak bisa bulan madu) karena ia sudah mempersiapkan permainan untuk pasangan (yang berarti Erna cuma bisa melongo karena dia jomblo kronis).

Permainan pertama, the States Game, untuk Nada dan Anna yang paling lama keluar dari SMA. Peta buta Indonesia diserahkan ke pasangan ini dan mereka wajib menunjukkan pada penonton (deNLers yang lain yang ikut) di mana letak Jayapura, Pulau Nusa Tenggara, Surabaya, dan Makassar. Kemudian Nada dan Anna diserahi peta buta Pulau Sumatra dan diberikan tugas membagi-baginya berdasarkan propinsi di Sumatra.

Permainan kedua, melibatkan penonton lebih aktif, permainan yang sebelumnya direncanakan untuk Nadia dan Nadii akhirnya dilemparkan ke Icha dan Rere. Meniru cards against humanity, masing-masing kalimat punya tiga kata. Kata pertama akan ditebak oleh penonton dengan Icha harus mengekspresikannya lewat gerakan tubuh, kata kedua oleh Rere, ketiga Icha. Lalu kalimat berikutnya Rere yang pertama, Icha kedua, begitu seterusnya. Bayangkan bagaimana lucunya Icha dan Rere ketika harus mengekspresikan kalimat 'Ketua Jambret Nasional'! Penonton dibuat ketawa dan gemas bukan kepalang.

Ketiga, Caca dan Cici menjadi pasangan korban berikutnya. Peraturannya, Caca harus ditutup matanya, lalu Cici akan menyuapkan sesuatu ke mulut Caca, Caca harus menebak apakah merek makanan yang baru saja disuapkan? What's in my mouth nama permainannya, penonton semakin heboh ketika melihat satu persatu makanan yang harus dirasakan oleh Caca, lalu berikutnya Cici (mereka bergantian ditutup matanya dan menebak makanan).

Permainan terakhir (karena Hening dan n1nna sebagai pembawa acara dan juru kamera, maka mereka membebaskan diri sendiri dari permainan) dimainkan oleh pasangan Neni dan Yaya. Berkaca dari kesukaan mereka untuk naik gunung, n1nna mempersiapkan permainan untuk orang atletis. Yoga couple position, Neni dan Yaya diminta menirukan gaya yoga berpasangan yang sudah disiapkan oleh n1nna. Dari enam gambar, cuma satu yang gagal mereka lakukan. Keren.

Beberapa permainan pasangan dilakukan kemudian sebagai permintaan perpanjangan waktu mengisi malam panjang.

Hari berikutnya yaitu hari Minggu, pukul 7 pagi rombongan bersiap menuju Goa Pindul. Memilih pengelola wisata Panca Wisata, tim dikenalkan tiga situs di sana. Pertama, Goa Gelatik. Goa ini tidak disarankan untuk mereka yang punya berat badan sangat lebih atau memiliki gangguan pernapasan. Karena tim harus ngesot dan merangkak untuk masuk ke dalam goa yang sempit dan pengap. Icha yang memiliki asma memutuskan tidak masuk ke dalam goa, ditemani oleh Rere di luar situs.

Kedua, Tubing di Goa Pindul. deNLers harus membawa sendiri ban yang akan digunakan untuk Tubing maupun Rafting. Ada tiga zona di Goa Pindul, zona terang, remang dan gelap abadi. Kami juga diijinkan untuk puas berenang dan bermain air di sini.

Ketiga, Rafting Oyo. Naik pick-up sambil berdiri di baknya, kami menyusur jalan yang penuh warna putih. Karena musim panas, air tak meninggi sampai bibir sungai, sehingga kami harus melewati bebatuan dasar sungai yang kering sebelum menyentuh air. Perjalanan 'rafting' yang mestinya panjang juga ikut terpangkas. Kacamata n1nna jadi korban tak bersalah di petualangan satu ini.

Ada beberapa titik di sini yang bisa dibuat loncat dari ketinggian dikarenakan kedalaman air mencapai 7 meter meski musim panas. Alih-alih menuju tempat loncat dari atas ke dalam air yang ditunjukkan oleh guide (ketinggian 3 meter dari air), n1nna terus memanjat ke atas menuju tempat loncat dengan ketinggian 10 meter yang sedang ramai dipenuhi gerombolan cowok berjaket pelampung biru dan satu cewek berpelampung oranye. Melongok dari ketinggian, n1nna ketakutan, dihadapkan pilihan dilematis antara mau lompat tapi takut dan gak mau lompat tapi gengsi. Akhirnya, mengingat lagu Westlife yang If I Let You Go beserta video klip dan liriknya, "...but too proud to lose, but sooner or later I've got to choose," n1nna lompat juga sambil membayangkan adegan Bella lompat di tebing pantai. Mirip-miriplah sama video klipnya Westlife juga, n1nna akhirnya masuk air setelah membatin dalam hati, "Kok gak nyampe-nyampe ke air, sih."

Pengalaman ini juga dirasakan oleh Neni, Nadia, Anna dan Yaya.



Setelah tiga petualangan yang menguras energi, deNLers kembali ke penginapan dan bertolak pulang setelah mengantar kembali Neni dan Yaya ke Stasiun Lempuyangan.

Satu kata atau dua: liburan keren!

Ayo, rek, kita mesti bikin liburan seru kayak gini lagi!



1 comments to "Liburan Bareng deNLers"

Posting Komentar

just say what you wanna say