Pagi ini badanku masih merasa remuk, letih dan "mbangkong" adalah salah satu kenikmatan hari Mingguku. Meski biasanya aku terbangun setiap ibuku menanggil, tapi kali ini aku justru terbangun oleh berita infotainment. Aku tidur, tapi sadar, Aku tak dengar, tapi mendengar. Ah...mbulet ae!

Layar televisiku diwarnai bunga dlm intro perkawinan SARAH AMALIA (mantan sstri Ariel Peter Pan). Sori, yo, aku bukan ibu-ibu PKK penggosip. Aku terbangun karena hal lain, bukan karena gosipnya. Seolah dalam setengah sadarku, aku melihat tanyangan itu. Istimewanya apa? SARAH AMALIA WAJAHNYA MIRIP I (Cinta terpendam ke-tiga-ku, kawan SMU). Itu thok.

Tiba-tiba aku teringat bahwa I dan pria-nya berencana menikah juga, tanggal 10 bulan 4 tahun 2009, tahun ini, kurang sebulan lagi? Ouw....! Wajah ayu Sarah sangat Mirip dengan I, lekuk hidungnya, senyumnya, putih mulusnya, dan jawaban-jawaban cerdasnya, mirip (aku memang menggilai perempuan tipikal cerdas dan mulus...wouw). Bedanya, Sarah tak istimewa, sedangkan I.....tahu sendiri lah.....! Dan hampir seharian berita itu muncul, seharian pula aku menghindari pertanyaan hatiku sendiri, ketika itu adalah 10 April 2009 nanti, siapkah aku???

Seorang kawan sangat yakin dia cuma menganggapku sahabat. Tapi mayoritas kawan lainnya meyakini perasaanku pada I berimbang juga, SHE LOVED ME, TOO. Bahkan foto kami berdua yg tak sengaja terambil oleh temanku yang belum tahu apa-apa tentang kami, cukup bisa membuat temanku tadi mencurigai ada benang intim antara kami, semesra itu, katanya! Satu persatu segala kenangan meluncur di mataku, ketika hujan, ketika aku sakit, ketika dia menungguku, ketika dia mengerjakan PR dan ujianku, ketika dia menemaniku lomba, ketika pertama kali dia menangis demi aku, ketika aku tidur seranjang dengannya dan hanya bisa berpelukan, dan ketika bibirnya hampir menyentuh bibirku dulu. Jaimku, ketakutanku, mungkin cukup bisa dijadikan biang kerok mengapa asmara itu tak pernah berlanjut. Meski bertahun-tahun aku masih saja menggodanya, tapi aku tak cukup berani menawarkan rasa itu, rasa anggur dalam hubungan, yang pahit dalam manis, dan manis dalam pahit.

Dan ketika masa itu tiba, bersama lelaki pilihannya, yang pasti jauh lebih berani daripada aku (terbukti berani melamar I), aku akan tampil atau bersembunyi? Mengapa masa itu cepat sekali datang? Mengapa kubertanya, toh inipun sudah kuduga. Apakah pria yang kau ajak datang ke acaranya Bapakku itu benarlah pilihan hatimu, bukan pilihan kebutuhanmu? Mungkin cintaku pada I tak kalah manis, tapi keberanian pria itu tak kalah tajam dan mungkin di sanalah kalahku. Kalah ya kalah....Aku pulang...

Toh menang juga untuk apa? Masa itu telah beda. Ribuan detik melukiskan kisah baru dan mungkin memang sebaiknya waktu tak pernah menunggu aku menyatakan semuanya padanya...yg sampai kapanpun tak akan terjadi. Aku mau yang pasti-pasti saja, dan itulah Cece-ku sekarang. Bersamanya, tak kurasakan kembang api yang menyala-nyala seperti aku bersamamu dulu, mungkin. Tapi bersama dia, aku menghaturkan kisah tentang masa depan, dengan nyala lilin yang terang berkesinambungan, tak benderang meloncat-loncat seperti kembang api kisah kita. Dan Cece sajalah yang bisa membangkitkan inisiatifku, menawarkan rasa dan masa depan, bukan kamu. Mungkin ketika kau mengenang euforia kisah kita, kau pasti setuju bahwa kita baik sebagai kenangan, tapi tak pernah cukup pada kenyataan. Masa muda kita kenangan dan masa depan kita adalah kenyataan, dan karenanya kita hanya bisa saling mengenang.

FLY AWAY MY ANGEL IN MY TEENAGE.....'N WELCOME MY ANGEL IN MY FUTURE.
Aku mantap menjadikanmu kenangan, tapi belum terputuskan akan datang atau tidak, pada masa itu nanti.


0 comments to "10 April 2009!"

Posting Komentar

just say what you wanna say