Aku termasuk orang yang impulsiv. Begitu hati (hasrat kali ya) ingin, maka mulut akan berbicara. Tidak pernah untuk berpikir panjang bahwa mulutmu adalah harimaumu. Mungkin sedikit kegilaan sesaat. Tapi saat aku berpikir jernih aku lebih berpikir bahwa itu tindakanku sebagai orang yang egois dan stupid. Aku tidak berpikir panjang bagaimana efek perkataanku pada orang lain, bahkan aku tidak berpikir aku nantinya bagaimana. Yang ada di benakku mungkin saat ini, well inilah aku orang jujur. Dunia berhak tahu that's my feel. Sebenarnya ujung-ujungnya aku tak mau menanggung kesakitan menyimpan perasaan, aku juga ingin lihat reaksi orang bagaimana dicintai, dibenci seorang aku. Aku tidak pernah berpikir orang lain itu ewuh-pakewuh, gak enak hati ujung-ujungnya tambah muak.
Jadilah di masa unej itu aku nembak begitu saja kekasih sahabatku. Lalu 5 tahun kemudian tiba-tiba di sekretariat yang sepi ngomong suka ma adik kelas senyumnya indah.
Setelah masa kuliah itu masih saja aku mengulang kebodohan, kali ini aku tiba-tiba mencium sayang rekan sekerjaku sekaligus satu kosku.
Bodoh...Bodoh.... Dan dengan 3 orang di atas (anak benar2 Lurus) yang akhirnya kubelokkan walau akhirnya tersesat di jalan yang benar, lebih memilih lurus kembali.
Pada akhirnya aku belajar untuk tidak impulsiv (agar dianggap dewasa), kali ini pada poisson ivy/kadal yogya. Aku belajar untuk tidak terlalu impulsiv. Berkenalan, flirt dan ketika chemistryku ke dia lumayan maka kutembaklah ia. Hasilnya? So bad, tidak ada greget, tidak ada adrenalin dan tertipu. Mungkin kehati-hatian menyebabkan kehilangan impulsiv dan aku kehilangan gaya kali (walau pada dasarnya di jadi-jadian L). Yang jelas aku tetap merasa impulsiv adalah hal bodoh. Dan masih saja kulakukan pada sahabat dan kekasih sahabatku. Kali ini lebih heboh, ngomong suka pada seseorang didepan pasangannya (yang sahabatku). Bodoh kan? Aku jadi bingung sendiri, takut sendiri kalau berinteraksi dengan mereka. Namun untunglah di tengah kekikukanku mereka biasa-biasa saja. Aku terselamatkan kali ini.
Yang jelas aku masih mengangankan bertindak impulsiv untuk "menampar" seseorang, hei it's me. I'm exist.


0 comments to "Impulsiv, Kegilaan Sang Egois...."

Posting Komentar

just say what you wanna say