Puisi-puisi karya Niken KW, Eugene Alexis, Endang SSN, Roy Tigor dan parikesit n1nna akhirnya dibukukan oleh dbuku. Bicara (bukan) Pada Sunyi, Sekumpulan Puisi Cyber beranekaragam isi, ada yang biasa-biasa, ada yang mengejutkan, ada yang penuh caci maki, ada yang iri-dengki, ada yang manis, disertai banyak rasa lain.

Keberagaman secara sederhana tentang cinta, hidup, memilih jalan hidup, jalan hidup, perjalanan berusaha dimaknai oleh kelima penulis ini. Persis membaca buku pedoman, penulis seolah membolak-balik halaman, berusaha untuk mengerti dan lebih mengerti lagi, lalu bingung, membolak-balik halaman lagi, berusaha mengerti dan lebih mengerti lagi, mencapai suatu kesimpulan lalu kesimpulan itu ditentang sendiri. Terus dan terus. Seperti orang yang sedang belajar.

Meski buku ini berisi puisi-puisi yang sangat sederhana, beberapa sangat kiri, namun kesederhanaan itu seolah bersinergi dengan keinginan belajar yang sangat besar dari penulis untuk membuahkan buku bergambar bibir-bibir manis ini mewarnai jagad perbukuan.


Wah, lamaaa sekali nggak nulis ini ya. Buat Nick ma Rany yang nggak bisa ngakses lewat jalur lama, bisa akses lewat email yang kukirim ke kalian barusan. Tapi herannya kok eL masih bisa akses pake jalur lama, ya? Setahuku kok password lama sudah gak berlaku, aku pake password lama berkali-kali gak mau masuk juga. Kok aneh, hahaha...

Apa kabar masing-masing dari kalian, ya? Beberapa dari deNL sudah ayem dengan pasangan masing-masing. Seperti si Freeyouth ma partner, bisa dibilang pasangan paling mapan dari kita semua. Lalu beberapa teman "bercerai" dari pasangannya dan sempat butuh dukungan, meski tak semua dari anggota deNL tahu, tapi beberapa ada yang hadir menabahkan. Yang penting, perjalanan pertemanan sebagian besar lancar selepas badai kemarin, meski ada teman yang hubungannya retak tak beraturan dan enggan menjalin komunikasi kembali.

Aya gimana kabar, nih?
Efi? Ke laut aja kaleee...
eL, where are you now?
Megha juga gak pernah keliatan.
Nadia? Hellooo...ke mana aja bu?
Niken gak nulis lagi?
Rany?
Rara?
n1nna?

Ayo, ramaikan lagi lapaknya, gan...Karena kita udah jarang kumpul (kumpul kalau lagi arisan aja), mestinya kita banyak nulis, donk. Bertukar-tukar cerita, puisi, kabar lewat tulisan dan sebagainya.

Barusan si Niken, Rany en n1nna bikin proyek mewujudkan impian mereka untuk membukukan kumpulan puisi. Niken yang paling banting tulang, diikuti Rany. n1nna paling gak berguna, cuma setor editan lalu menghilang. Bahkan bikin biodata pun kagak. ckckck...(langsung si n1nna kalap, bikin biodata en dikirim ke Niken dengan segera)

Well, kurasa, cukup sekian dulu, ya, teaserku kali ini. Moga-moga mancing kita semua untuk menulis lagi.

Yuk nulis!


Tuhan...
Di saat aku menyukai seorang teman, ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir, sehingga aku akan tetap bersama yang tak pernah berakhir.

Tuhan...
Ketika aku merindukan seorang kekasih, rindukanlah aku pada yang rindu cinta sejati-MU, agar kerinduanku terhadap-MU semakin menjadi.

Tuhan...
Ketika aku akan mencintai seseorang, pertemukanlah aku dengan orang yang mencintai-MU agar bertambah kuat cintaku pada-MU.

Tuhan...
Ketika aku sedang jatuh cinta, jagalah cinta itu agar tidak melebihi cintaku pada-MU.

Tuhan...
Jika aku berucap "aku cinta padamu," biarkanlah ku katakan pada yang hatinya tertaut pada-MU agar aku tidak jatuh cinta dalam cinta yang bukan karena-MU.


Aku ingin menjadi cermin yang menemanimu dengan cinta yang tetap sama.
Mengatakan dengan jujur apa yang aku lihat dan rasakan.
Tetap setia walaupun kamu mulai berbeda,
atau aku yang mulai tak sebening dulu saat kamu mendapatkanku.
Dan kuat 'tuk bertahan walau terkadang dihantam dengan pukulan keras.
Tapi ingat, sayang,
cermin bisa saja pecah dengan mudahnya.
Entah apa yang membuat pecah.
Tapi ketika cermin itu pecah hingga berkeping, maka kamu tidak akan pernah mendapati cermin yang sama.


Bisa mencintai dan menyayangimu sepenuhnya merupakan sebagian dari sempurnaku.
Bisa melakukan apa yang kamu pinta merupakan sebagian dari bahagiaku.
Bisa menjadikanmu sosok yang sempurna merupakan sebagian dari banggaku.
Dan jika kamu bisa menjaga hati, lisan, dan ragamu untukku,
Sungguh suatu kehormatan bagiku...