Setelah kumpul-kumpul yang dimulai sejak tahun 2006 yang dimotori oleh Meg, L, Heningswara dan n1nna mempunyai nama yaitu deNL, sejak itu pula timbul keinginan untuk tidak sekedar kumpul-kumpul. Lalu salah satu menyarankan untuk mengadakan arisan, dan sejak 2008 arisan pertama dilakukan.

Tahun itu, arisan para deNL mempunyai anggota belasan lesbian tanpa label yang sebagian besar berusia awal 20an. Terdorong jiwa muda dan semangat untuk mengumpulkan lesbian yang punya energi positif, arisan melebarkan sayap dengan melakukan pengumpulan dana pada tiap arisan dan bakti sosial pertama diadakan di tahun berikutnya.

Bakti sosial pertama diadakan di saat puasa Ramadhan, dibagikan ta'jil berupa kurma dan air putih di beberapa titik perempatan yang ramai di Surabaya.

Tahun 2010, memakai konsep yang sama seperti tahun sebelumnya dan dengan latar belakang Ramadhan, ta'jil kembali dibagikan di perempatan-perempatan Surabaya.

 Undangan partisipasi My Worth Ramadhan 2010.

 Resume pertemuan untuk jadwal dan lokasi pembagian ta'jil My Worth Ramadhan 2010.

 Bahu-membahu untuk membungkus ta'jil yang akan dibagikan, My Worth Ramadhan 2010.

 Bungkusan yang siap dibagikan, My Worth Ramadhan 2010.

 Koordinasi lapangan My Worth Ramadhan 2010.

 Salah satu titik tempat pembagian ta'jil My Worth Ramadhan 2010, jl. Airlangga.

deNLers berpose bersama di My Worth Ramadhan 2010.


Tahun 2011, dengan donasi yang bertambah, fokus yang lebih baik dan setelah bongkar-pasang anggota dan motor inti, bakti sosial diadakan tidak hanya membagikan ta'jil di perempatan. Pembagian parcel untuk hari raya dilakukan di Kampung Seng Medokan di daerah Keputih Surabaya.

Tahun 2012, selain memberi nama Iwak Peyek pada arisan deNL yang rutin dilakukan tiap bulan pada wiken kedua, dilakukan pembagian ta'jil di perempatan dan buka bersama disertai pembagian parcel hari raya di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih Surabaya.


 Peninjauan lokasi Liponsos di Keputih, Surabaya.

 Persiapan ta'jil, parcel dan buka bersama.

 deNLers dan para volunteers tiba di lokasi.

 Sesi perkenalan dengan para penghuni Liponsos.

 Sebagian perempuan penghuni Liponsos (yang dapat melakukan aktivitas mandiri).

 Sesi pembagian parcel dan kotak makan buka puasa.

 Sesi curahan hati para penghuni Liponsos ke para deNLers dan volunteers.

 Pembagian parcel dan kotak makan buka puasa penghuni Liponsos yang tidak bisa beraktivitas mandiri.

Pembagian kotak makan buka puasa. 

 Para penghuni Liponsos sedang menikmati menu buka puasa.

 Para penghuni Liponsos yang bisa beraktivitas mandiri dan memasak.

 Dilanjutkan pembagian ta'jil di sejumlah titik perempatan di seputaran jl. Nginden.

 Para deNLers dan volunteers membagikan ta'jil.

 Ta'jil dibagikan kepada pengguna motor dan becak.

 Ta'jil dibagikan secara tertib agar tidak terjadi kemacetan.

deNLers dan para volunteers berbuka bersama setelah bakti sosial.


Nama Iwak Peyek diambil spontan namun bukan hanya karena lagu itu sangat populer saat itu. Anggota deNL awal berasal dari lesbian dengan keuangan menengah ke bawah, sebagian mencari nafkah dari ijasah SMA dan sebagian lain sedang bersekolah. Berkumpul di tempat-tempat yang tidak keren sudah menjadi aktivitas bulanan yang sulit ditinggalkan karena mendapati para deNL ini tak melulu soal pamer harta, rebut-merebut cewek atau tikam-menikam sesama teman seperti kebanyakan perkumpulan lesbian muda yang pernah dialami para deNL. Dan pada awalnya mencari sesama lesbian yang punya energi positif di tempat-tempat "nggak keren"bukanlah pekerjaan mudah. Sebagai contoh tempat yang tidak keren untuk berkumpul empat pioner deNL adalah warung bakmi di bilangan Karang Rejo Sawah. Atau sebuah rumah yang akhirnya digusur di pinggir Kali Jagir.

Berasal dari rakyat jelata yang sehari-hari makan tempe goreng, tahu atau kadang makan dengan iwak (=lauk) peyek (rempeyek, makanan renyah yang berasal dari tepung yang digoreng tipis dengan tambahan kacang atau teri atau kedelai), nama Iwak Peyek akhirnya dipilih karena memang mewakili kesederhanaan yang menjadi awal mula deNL. Saat ini deNL mempunyai anggota dengan berbagai macam latar belakang yang semuanya punya kesamaan tujuan: menciptakan lingkungan pertemanan lesbian yang positif.

Di tahun 2013 selain pembagian ta'jil yang dilakukan di Rumah Sakit Umum dr. Soetomo, dilakukan juga buka bersama ibu dan anak dengan HIV positif serta pembagian parcel hari raya kepada mereka.

Tahun ini, 2014, deNL ingin mendirikan suatu yayasan yang dapat menyalurkan energi positif yang dimiliki oleh para anggotanya. Empat motor deNL saat ini, Niken, Erna, Heningswara dan n1nna sedang merintis dan berusaha mewujudkannya dalam lima tahun ke depan.

Sementara pengisian kegiatan yang ada masih arisan dan bakti sosial.

Semoga apa yang diwiwidi dengan niat baik, dapat tercapai dengan baik dan berlangsung baik.


*tulisan ini dibuat untuk merayakan tujuan baru deNL sekaligus ulang tahun lima orang motor deNLworld di bulan Maret-April: L, Erna, Meg, n1nna dan Niken.


Aku suka banget memasak, apa lagi memasak untuk partner, tapi partner sepertinya kurang cocok dengan masakanku. Walaupun begitu, setiap kali aku memasak untuknya selalu dia makan.
Partner suka sekali dengan Kari Jepang.
Jadi kali ini aku akan berbagi resep masakan Kari Jepang, dengan bumbu jadi dari super market, sih, hihihi...

Bahan-bahan:
- Daging sapi
- Sosis sapi
- Wortel
- Kentang
- Bawang bombai dirajang halus
- Bawang putih dirajang halus
- Susu cair non gula
- Bumbu Kari Jepang siap saji

Cara memasak:
- Masukkan daging dan sosis ke dalam wajan yang sudah diberi margarin, tumis hingga warna berubah
- Masukkan bawang putih ke dalam wajan, kemudian bawang bombai tumis terus hingga bau wangi dan berubah warna, hati-hati jangan sampai gosong
- Kemudian masukkan susu ke wajan tadi, aduk-aduk hingga rata
- Masukkan wortel, kentang, daging dan sosis, tutup hingga mendidih atau hingga wortel dan kentang empuk
- Kemudian api dimatikan. Setelah itu masukkan bumbu kari siap saji
- Taraaaaa... jadilah makanan Kari Jepang. Jangan lupa dicicipi, bila kurang sedap dapat ditambah penyedap rasa atau kecap asin. 

Selamat mencoba.

Tips:
- Sebelum daging ditumis, lebih baik di rebus terlebih dulu biar empuk
- Cara mengiris daging usahakan searah dengan seratnya, biar makannya enak
- Untuk bumbu kari cukup gunakan 3 blok saja, itu bisa untuk 10 orang lebih. Kalau mau dimasukkan semua biar lebih kental juga boleh.