Lagi demam AADC 2014, bila saya Cinta saya bikin surat/email/notes di  blog seperti ini :


Rangga,

Aku telah menanyakan apa beda langit Jakarta dengan New York, sejujurnya aku ingin menanyakan kamu selama 12 tahun apakah menjadi Gay sehingga kamu mendiamkan aku.

Sejujurnya Rangga, aku tak pernah berubah. Cinta (cinta yang bukan namaku Rangga) itu akan selalu ada. Aku pastikan itu, berapapun Purnama berbeda di kota kita, aku selalu merasakannya. Detik yang berputar, mata yang berbinar, dada yang bergetar, rindu yang mendenyar dan cinta yang penuh keriaan.

Tapi ternyata itu bukan untukmu setelah 100 hari berlalu. Adalah cinta yang mengubah jalannya waktu. Dan waktu memberikan pelajaran terbaik, bahwa rindu tak boleh memaksa jarak, bahwa rindu tak boleh menghancurkan hati. Sebab cinta tidak melulu puisi dan drama Rangga.
Waktu mengajarkan kesedihan yang harus dilalui tetapi tidak menghancurkan, maka ia hanya perlu mengambil air mata saat BBM naik, sakitttt rasanya BBM naik, berarti pulsa dan layanan internet akan semakin mahal untuk menghubungimu.

Waktu mengajarkan rindu tak harus dimonumenkan, sebab rindu bisa diganti dengan agenda-agenda modus PDKT yang asyik. Buku dan catatan puisimu telah digantikan gadged, dan aku terus terang lebih memilih memainkan game Monopoli atau Poko Pang yang lebih asyik. (Sebenarnya aku juga ngegame Football Manager tapi aku lebih suka main sebagai player girl sih,,,,).

Waktu mengajarkan cinta itu harus ada selama kita hidup tapi nuntuk siapa saja bukan melulu untukmu Rang.  Itu terlalu egois, narsis untukmu dan terlalu masokis untukku. Please deh Rangga, meski kamu ganteng, aku juga cantik, dan gak hanya cowok yang naksir aku, tapi juga cewek, waria dan mungkin tantemu.

Waktu juga lebih mengajarkan aku, bahwa memiliki buku AKU, itu sudah kuno Rangga. Aku lebih memilih buku Masa Depan Tuhan, Tetralogi Buru, Pram Melawan! , Atau antologi keren Bicara (bukan) Pada Sunyi (masih bisa pesan POD di admin grup ini Rangga, kontaknya 081358090388).

Maaf Rangga bila aku menemuimu di bandara, aku hanya ingin mengucapkan selamat jalan dan aku bilang waktu tidak pernah berjalan dan waktu tak pernah terulang. Kamu sangat tidak beruntung memilikiku Rangga. Dan aku beruntung tidak memilikimu, sebab aku aku menemukan cinta yang lebih membuatku kuat, bertahan dan tabah tanpamu.

Rangga, kamu yang keren, tubuh yang seperti Achiles, mata coklat tembaga, hidung mancung, rambut cepak, bibir yang sangat manis , kau adalah kecintaanku dulu. Sekarang aku punya Rara dengan tubuh yang seperti Dian Sastrowardoyo, mata hitam, hidung mancung namun tipis, rambut bergelung sebagu, dan senyum menawan dan rasa bibir seperti madu. Anak kami kini dua, kucing Persia yang kuberi nama Rangga dan Raka, jantan dan kukebiri semuanya.

Aku juga tidak pernah pake Line Rangga, maaf ya, promo-promonya selalu menyebalkan. Selalu promonya membuat aku antri di gerai makanan itupun pakai syarat dan ketentuan berlaku. Please deh Rangga. Kamu yang mengajarkan aku, menulis dan membacakan puisi di depannya itu lebih bisa diterima, daripada di Line atau apalah, aku tidak tahu itu buatanmu sendiri ataukah copy paste dari status orang lain (kalau status mengutip, ya tulislah mengutip dari siapa Rangga!!!)


Yang dulu mencintaimu Rangga,


Cinta