By : Arthafreya

So, siapa dari kalian yang suka kalo hidupnya nyamanfasilitas gadget maupun transportasi adabahkan rumah ada isinya lengkap sama cewek idamandan semua itu milik kamu sendiri alias dari hasil kerja keras kamu sendiriSumpah yapastinya bangganya minta ampun. 


Kalau dalam hubungan hetero, suami memiliki peran penting dalam hal menafkahi keluarganya secara materi. Itu konsep konservatifnya sih. Kalau jaman sekarangudah gak jaman lagi perempuan tinggal di rumah dan cuma nunggu suaminya pulang kerja. Gimanas ama lesbian? Lebih mudahnya begini dehsecara hukum negaraperempuan yang tidak menikah itu sampai kapanpun tetap harus bayar pajak ya girls, nah kalau menikah baru bisa tuh pajaknya dijadikan satu dengan suami alias menjadi lebih ringan. Dari situ aja udah ketahuan kan kalo biaya hidup lesbian itu pasti lebih banyak dari perempuan yang menikah


Trusmau sampai kapan kamu ngeliat uang hasil kerjamu bertahun-tahun cuma asal mampir aja di dompet dan gak ada yang tertinggal untuk bekal masa tua nanti? Kalau ada yang bilang investasi paling berharga itu adalah temanbener sihtapi disesuaikan konteksnya ya.I nvestasi di dalam pertemanan itu super penting karena itu sama saja kita membangunj aringan atau networking  misalnya saat kita membuka usaha kelak atau pada saat kita butuhkerja atau apapun yang berhubungan dengan pengembangan diriUntuk kebutuhan dasar?Masa iya sih kita mau pinjam teman sana sini?? Kalau aku sih ogah ya punya temen begini. 


Merdeka secara finansial di sini sederhana aja kok. Bukan berarti kita gak perlu hang out dan hidup senang di masa mudaTapi ada saatnya kita mengorbankan keinginan dan mendahulukan kebutuhan. Kalau kamu menempatkan "menabungadalah kebutuhan pasti dehsetiap bulan ada yang bisa ditabung. Bukan sekedar 5 lembar uang kertas bergambar KapitenPattimurra yang tersisa di akhir bulan tapi bisa jadi 5 lembar uang kertas  warna merahmenyala bergambar sang proklamator

 

Contoh sederhana merdeka secara finansial itu adalah memiliki harta produktifcontohnyawaktu kita sakitkita tidak perlu mengeluarkan biaya terlalu banyak. Caranya denganmemakai asuransi kesehatan. Atau punya uang cadangan yang bisa dipakai untuk kondisidarurat. Atau pada saat tua nantiada uang dan properti yang bisa dipakai untuk keperluansehari-hari atau sekedar membuka usaha bersama partner. Nah bisa juga kan mulai darisekarang kamu mulai cari-cari instrumen investasi yang paling cocok buat kamuAdareksadanadepositoatau juga nabung di aku?? (itu cuma opsi terakhir kalo kamu udah putusasa aja ya)


Kebanyakan dari kitalebih suka memiliki harta konsumtif. Contohnya gadget (kalo adagadget terbaru langsung matanya ijo aja ya), perabot rumahalat elektronikperhiasan.


Menabung perlu dipaksa di depanIkut deh program dari bank yang memberikan fasilitasmenabung dengan cara pendebitan otomatis dan diambil setelah jangka waktu tertentuGakharus banyak kok. Kalau kata Syafir senduk, "siapa bilang karyawan gak bisa suksescaranyaya kemauan kita untuk mulai menabung dan berinvestasi. Ingatinvestasi yang sesuai dengankapasitas kita dan juga perhatikan keamanan nya.


Perempuan hebat itu bukan hanya pandai mencari uang tapi juga pandai menginvestasikanuangnya. So, yuks kita jadi perempuan-perempuan yang merdeka secara finansial 10 tahundari sekarang...



‘Merdeka adalah jomblo selama-lamanya’

Tiba-tiba saja kalimat itu yang muncul dari otak saya seusai menelphone seorang teman yang cukup menarik untuk dijadikan pasangan.  Entahlah, saya selalu belum cukup beruntung untuk memiliki pasangan yang tepat selama beberapa tahun terakhir.

Sejak hubungan dengan si X berakhir, saya perlu penyesuaian yang tidak mudah. Saya bersama dengan si X cukup lama (3 tahun 7 bulan). Saat ini, 6 tahun dari si X, saya merasa tidak terlengkapi oleh siapapun. Bersatu dalam ikatan untuk saling melengkapi dan menguatkan terasa hanya kiasan dan angan-angan. Setelah trauma terakhir, membuat saya tidak lagi dengan mudah bisa mempercayakan hati dan hidup saya pada orang-orang baru yang (saya teramat takut terulang lagi) salah.

Terbukti kemudian pasangan-pasangan saya berikutnya membuat saya kembali merasakan kepahitan-kepahitan lagi. Katanya banyak orang, “Kamu memang belum bertemu orang yang tepat, Gil.” (terus kapan ketemunya??? Saya ini sudah terlalu tua walau tidak setua Niken, sih. Tapi, ya, sudah merasa sangat tua dan kesepian). Bicara soal kesepian, bos saya yang saat ini berumur tepat 44 tahun dan masih single bilang, “Perempuan sukses dan terutama pemimpin memang selalu orang-orang yang tidak lepas dari kesepian, Non, tidak apa-apa. Itu kenapa kita perlu berbagi, jangan sungkan cerita apapun padaku.” Begitulah hati perempuan yang begitu sensitif, peka dan peduli dengan ‘rasa’.

Berbicara tentang rasa, saat ini sebenarnya saya sedang berbunga-bunga tapi sekaligus ketakutan sehingga saya tidak mudah untuk menikmatinya (Niken pasti senang membaca cerita saya yang ini, image saya kan selalu Ragil yang tidak pernah berhenti menggebet dan mendekati femmeh #Iyuh). Dia cerdas, cantik, dan yang paling membuat saya takut adalah kultur kami yang berbeda. Perempuan Chinese memang selalu memiliki tempat yang menarik untuk saya. Pun laki-lakinya. Bukan bermaksud rasis, tapi budaya kerja dan hidup mereka membuat kita harus mengakui banyak kekurangan dalam budaya Kejawen kita berkaitan dengan kedisiplinan, etos kerja, dan jiwa enterprenure kita.

Kita masih terjajah secara pemikiran (yang ini pasti akan diamini dengan penuh sorak kebahagiaan oleh salah satu calon presiden yang gagal), cerita lama yang sering saya dengar di Halaqoh Tarbiyah dulu bagaimana sebuah kaum yang sangat cerdas menguasai dunia dengan melakukan segala bentuk perang. Di antaranya adalah perang pemikiran di mana buku-buku dan segala sistematika pendidikan membuat umat muslim menjadi orang-orang goblok. Aneh ya? Iya aneh. Tanpa konspirasi kaum Y pun itu sudah mendarah daging, dan tanpa campur tangan merekapun, Negara ini belum memiliki eksekutor dan pemikir yang bisa membuat system pendidikan yang tepat untuk generasi penerus bangsa. Lihatlah, berapa banyak anak negeri yang berlarian mencari pengetahuan di negeri lain? Merdekakah kita???

Terlepas dari itu semua, berbicara tentang kemerdekaan mengingatkan saya tentang dia. Perempuan muda yang masih di bawah 25 tahun ini begitu merdeka. Pandangannya tentang segala hal yang out of mainstream benar-benar di luar semua batasan dan norma. Kalau kata Alex di Orange Is The New Black dalam menggambarkan Piper adalah “foot in mouth”. Kata-katanya menampar semua orang di media sosialnya. Belum pada hitungan menit setelah saya mengikuti media sosialnya, sebuah mention membuat saya terpukau mengikuti sekian banyak percakapan yang penuh amarah dari banyak orang yang komentar dibalas dengan jawaban cerdas dan sesekali terpancing emosi olehnya.

Isi tulisannya sebenarnya hanya tentang sebuah artikel hasil penelitian di negara berkembang mengenai kepuasan seksual yang menunjukkan bahwa hasil kepuasan maksimal bisa diperoleh oleh pasangan lesbian dengan prosentase di atas 70%. Jauh dari prosentase orientasi seksual lainnya.

Bukan tentang orientasi atau kepuasannya yang ingin saya bahas, tapi tentang kebebasan berpikir dan mengutarakan pendapat dengan keberanian yang luar biasa menyuarakan sebagai minoritas di antara para fanatik mayoritas yang sudah terdoktrin sempurna.

Dengan budaya patriarkis yang sudah mengurat/mengakar di dunia ini, dikuatkan dengan peraturan perundangan yang tidak banyak digunakan melainkan hanya untuk bagian-bagian tertentu yang menguntungkan siapa yang berkuasa, keberanian perempuan yang saya sebutkan tadi kemudian membuat saya tertampar. Seberani-beraninya Niken menantang semua orang dengan sifat impulsifnya itupun tidak cukup mampu menyaingi si dia #Eh?

Dulu saya mungkin seberani dia, vokal, menantang siapa saja untuk beradu argumentasi dan pemahaman. Tapi semakin beranjak tua, saya seperti kehilangan taring. Mulai memilih setiap kata-kata, menempuh sikap-sikap mencari aman.

Dari debat argumentasi di media sosialnya membuat saya kembali membuka jurus lama yang sudah tidak saya ingat lagi detailnya. Saya terpaksa browsing Declaration United Of Human Right. Dasar utama pembuatan hukum di setiap Negara di dunia. Biar yang lain pada ngerti, ini nih isinya:

http://lambaricerdas.wordpress.com/2012/06/10/deklarasi-universal-hak-hak-asasi-manusia-universal-declaration-of-human-right-duham/

Jadi apakah kita sudah merdeka?

Flashback lagi kejadian akhir-akhir ini:

Kontak saya dihapus oleh adik-adik-an saya gara-gara kami berbeda pandangan mengenai calon presiden. Kami hanya berbeda pandangan, hanya memiliki keyakinan yang tidak sama untuk mempercayai dua pasang calon yang berbeda, dan itu kemudian membuat saya kembali miris dengan bagaimana bentuk penghargaan atas keyakinan dan cara pandang yang Bhinneka Tunggal Eka di Negara Republik demokrasi kita.

Sudahkah kita merdeka?

Sama seperti Niken yang suka leave group kalau marah karena nggak terima pendapat atau sikap orang lain. Kekanak-kanakan banget kan? :-P

Mencermati lagi bagaimana represifnya pemerintah kita dengan penarikan buku berjudul Why karena memberikan edukasi dini pada masyarakat tentang gender dan seksualitas. Berita yang digulirkan teman-teman di pemerintahan untuk membuat undang-undang anti homoseksual di Indonesia saat ini juga kembali menghangat. Setelah sebelumnya diterbitkan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan di pasal 26 yang nyleneh dan aneh berikutnya akan dipanaskan lagi dengan Undang-Undang. Semakin waow dan iyuh.

Negara ini boleh saja menggaung garang ke negara lain tentang kemerdekaan dan keberhasilan pemerintahannya dalam aspek nasional dan internasional, tapi ketika semakin masuk ke dalam politik ternyata negara ini masih dikuasai isme-isme tertentu, mengakar dalam ke masing-masing ideologi rakyatnya dalam bentuk ketidakberaadaannya penghargaan dan kebebasan memiliki pemikiran, pandangan apalagi isme yang lain. Hal ini jelas bertentangan dengan DUHAM yang merupakan deklarasi hak dasar manusia.

Sampai saat inipun, penduduk Sampang yang memiliki keyakinan Kslam berbeda diusir dari tanahnya. Jaminan memiliki kebebasan berbeda dari mayoritas tidak benar-benar diberikan oleh pemerintah kita. Apakah benar falsafah Bhineka Tunggal Eka dan rativikasi DUHR/DUHAM itu telah dilakukan?

Kalau dari saya pribadi, kemerdekaan oleh Negara itu simple: jaminan atas perlindungan diri saya sendiri atas hak-hak saya oleh Negara, di mana saya menjadi warganya. Dan itu masih sangat jauh dari harapan saya. Saat inipun saya tidak memilki jaminan kehidupan yang layak, pekerjaan yang tidak jelas, kesehatan yang tidak dijamin secara baik, hak untuk berkeyakinan dan beragama yang bebas, berpolitik bebas, dan lain sebagainya yang harusnya hanya dasar dari segala dasar hidup. Negara ini masih membiarkan rakyatnya berjuang keras sendirian untuk sekedar SURVIVE. Dan ini jelas bukan indikator MERDEKA yang diharapkan siapapun di dunia ini.

Kalau kata Chairil Anwar:

Aku mau bebas dari segala
Merdeka
Juga dari Ida

Pernah
Aku percaya pada sumpah dan cinta
Menjadi sumsum dan darah
Seharian kukunyah-kumamah

Sedang meradang
Segala kurenggut
Ikut bayang

Tapi kini
Hidupku terlalu tenang
Selama tidak antara badai
Kalah menang

Ah! Jiwa yang menggapai-gapai
Mengapa kalau beranjak dari sini
Kucoba dalam mati.

14 Juli 1943





Agustus tahun ini penuh dengan hiruk pikuk politik. Sidang gugatan capres nomor urut 1 di Mahkamah Konstitusi , Hari Pramuka, Peringatan Hari Kemerdekaan RI, Penerbitan Uang Baru  dan mungkin geliat perpolitikan  Ragil yang pdkt femme #eh, lupakan yang terakhir suadara .


Peringatan Hari Kemerdekaan hampir selalu dirayakan dengan meriah di kampung-kampung dan glamor di kompleks-kompleks perumahan mewah. Biasanya malam 17 Agustus ada tumpengan yang karenanya gang-gang ditutup bikin bête kan saat pulang ngapel malam-malam. Artinya dengan tumpengan tersebut Pak RT sebenarnya berniat mengajak kita bersyukur kepada Allah SWT. dapat merdeka, bukan saja tumpengan itu identik makan gratis lohhhhh. Apapun kemeriahan itu, Alhamdulillah ya Tuhan terimakasih Indonesia telah merdeka sejak 1945.


Bahasa asal merdeka yaitu sansekerta  dari “mahardhika” . Merdeka banyak sekali artinya. Dalam bahasa indonesia merdeka sering diartikan bebas seperti dalam http://www.artikata.com/arti-340634-merdeka.html . Dalam konteks Alquran salah satu makna merdeka ialah al-hurr atau at-tahrîr yang biasanya terkait dengan pembebasan budak. Silahkan dibaca http://santribuntet.wordpress.com/2007/08/23/merdeka-versi-ulama/  .  


Saya yakin sekali bahwa merdeka dalam kata lainnya adalah bebas maka teman-teman akan menerjemahkan dan menggunakan sesuai dengan tujuan kalian.



Merdeka Lalu Apa ?


Hak pribadi yang akan menjadi nomor satu diperjuangkan setelah kemerdekaan kita perjuangkan di lingkungan pribadi. Merdeka mencintai siapa saja, merdeka bercinta dengan siapa saja, merdeka akan melakukan apa saja. Betulkah? Hehehe saya tidak berhak menjustifikasi. 


Merdeka adalah suatu kondisi yang utopis bagi saya.  Selama saya tidak mampu mendefinisikan dan melakukan apa yang saya mau saya bukan orang merdeka. Erskin Childers berkata, "Kemerdekaan bukanlah soal tawar-menawar, kemerdekaan sebagai maut, dia ada atau tidak ada. Kalau orang, menguranginya, maka itu bukan kemerdekaan lagi". Dan rata-rata LGBT kelas menengah dengan kondisi finansial biasa saja tidak akan pernah merdeka dengan semua keinginannya. 


Hak-hak pribadi di Indonesia (maksud saya hak memilih orientasi seksual) dalam 10 tahun ke depan juga tidak akan dijamin oleh presiden baru, apalagi semakin banyak orang yang menginginkan Indonesia Milik Allah , tsah tulisan saya terlalu melantur. Abaikan.


Bagi saya kemerdekaan, seperti juga cinta membutuhkan keberanian dan perjuangan. Seperti kata Ayah Soekarno "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri." LGBT dalam memperjuangkan kemerdekaannya akan melawan agama dan lingkungannya sendiri. Beranikah?


Aku Tidak Pernah Merdeka



Aku tak ingin belajar menjadi Syeh Jenar

Merdeka berpikir lalu menemui Tuhan begitu saja

Aku tak ingin belajar seperti Gus Dur

Merdeka dari kegoblokan namun masih meninggalkan pertanyaan yang sulit dijawab

Aku tak ingin menjadi Malala

Ingin merdeka belajar lalu ditembaki begitu saja

Dan ternyata aku tak pernah merdeka karena memilih mencintaimu

Karena aku bukan sufi pembelajar idom cinta yang membebaskan

Aku hanya memilih mencintaimu

Maka aku tak pernah tahu bagaimana berselingkuh tanpa rasa bersalah

Aku tak pernah gentar menjadi galau hanya karena mengingatmu

Kamu tahu kan lagu cengeng cinta ini membunuhku

Barangkali semacam itu.

Mencintai bukan membebaskan

Mencintai bukan memerdekakan

Tapi aku merasa merdeka karena diam-diam memilihmu untuk kukirim puisi setiap pagi.