Sejujurnya saya bukan orang yang dekat dengan orang tua, terutama ibu. Sempat saya sangat membenci ibu. Waktu itu (mungkin tidak sengaja karena emosi) ibu mengatakan  kata-kata kepada saya, kata-kata yang seharusnya tidak pantas dikatakan seorang ibu kepada anaknya. Untuk beberapa waktu, hubungan saya dengan ibu yang sudah renggang menjadi semakin berjarak. Saya tidak mau lagi menyapa, meminta tolong ataupun menolong ibu.

Tiba-tiba saja bapak bertanya padaku, "Kenapa kamu tidak menyapa ibu?" 
Awalnya saya hanya diam tak berkata apa-apa, tapi bapak bertanya terus sampai akhirnya saya ceritakan kata-kata yang dilontarkan ibu pada saya. Dengan bijak bapak mengatakan, "Mungkin ibu khilaf dan emosi." 
Ada benarnya apa yang dikatakan bapak bahwa saat itu, mungkin ibu khilaf dan emosi. Tapi saya tetap enggan memulai menyapa atau mengajak bicara ibu sampai akhirnya ibu sendiri yang mulai menyapa dan mengajak bicara. Kedengarannya saya sangat egois dan tidak sopan, tapi mau bagaimana lagi saat itu salah satu penyakit hati (kemarahan) sedang menjangkiti saya. Dan perlu di ketahui bahwa ketika amarah sudah menyelimuti hati maka mata dan juga pikiran pun akan ikut terbakar amarah.

Sejak kepergian bapak yang tiba-tiba, hubungan ibu dan saya mulai membaik.

Ibu sering bercerita tentang pesan yang selalu disampaikan nenek, tentang bagaimana bersikap terhadap orang tua. Jadi, saya akan mengutip sedikit tentang pesan nenek kepada ibu. Begini pesannya, "Jika ada orang tua marah, jangan dibantah atau dilawan dengan kata. Diam, diam, dan diam. Nanti jika suasana hati sudah sama-sama dingin barulah dibicarakan baik-baik", hanya itu pesan nenek, tapi saya juga punya pesan lain supaya kita bisa dekat dengan orang tua terutama ibu:
1. Buat orang tua (ibu) bahagia dengan cara membelikan makanan kesukaannya
2. Temani ngobrol, walaupun kita tidak suka ngobrol dengan ibu. Setidaknya jadilah pendengar setia obrolannya, lumayan daripada nonton tv yang acaranya hanya sinetron yang tidak berguna
3. Mengantar ibu ke pasar, lumayan kan bisa minta dibeliin jajanan pasar
4. Selalu ikhlas dalam mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan oleh ibu.

Hanya 4 hal di atas yang tidak sengaja saya lakukan hingga membuat ibu kembali dekat dengan saya. Walau dekat tapi sebenarnya masih ada tembok besar yang memisahkan saya dan ibu hingga saya tidak pernah menceritakan apa pun tentang diri saya kepada ibu.



I’ve seen a betrayal, un-trusted ego and unfair love story
Whatever is that, just like watching a broken record
It just planted in the mind
Never thought these gonna be an alarm
To build a house of glass to keep the caution
Create a fragile and vulnerable sense
And when the moments of broken happened
Just like a mirror
It gives a reflection just like happen years ago up to now
I guess, I’m just the lucky one
Who can share this experience of a broken feeling
Some kind of shattered, scattered and dumped
I’ve just known, how it felt
When someone you trust and you give your life on
Walk away and give you nothing in return but aches
Mother, if these are the feeling represented yours for all this time
Coz' I’ve been pray for you to take and replaced all of your wounds
And give it to me as a gift
I never thought this is the feeling
Now I know the feeling
Just watch you in tears and break down
In the middle of the night, you were trying to banish all the aches
I numb and I was just a child
If these feeling that I feel right now, I broken down to someone else
And then make you keep stronger...
Then I would not complain
Coz' I’ve been pray before
And this is now, a mirror of you
Who just torn apart only for a small aches
But feels like, I take all your aches
If it makes you hang on
Then I would not complain that I just feel a broken hearted overwhelming
These just a reflection of a broken feeling of you, Mother



Ketika berjalan di tepi pantaidi antara batas pasir putih dan riak gelombang yang menggapai lembut tapak-tapak kaki berjalan 
Aku berpikirseandainya hidup ini berjalan seperti ini.

Ketika peristiwa yang sedang terjadi ataupun sudah berlaluterhapus dengan lembut oleh air laut 
yang menggapai tepian pantai yang bergelanyut di antara kaki-kaki. Memberikan rasa lembutbukan rasa yang sangat menyakitkan dan merobek daging yang melekat di tulang ini.

Tiap waktu aku akan berjalan di antara batas pasir dan riak gelombang pantaibercerita tentang semua yang terjadi dalam hidupkurasa yang ada untuk orang-orang yang aku sayangi dan aku cintai.
Bercerita tentang wajah-wajah yang berseri dan tertawa riang dengan tatapan mata yang bersahaja,
menyinarkan kasih sayang yang tiada syarat. 
Dan kerut wajah yang menunjukkan kekuatiran ketika ada sesuatu hal buruk terjadi. Ataupun rasa marah 
karenaketakutan akan sesuatu buruk yang akan terjadi pada orang-orang yang kita sayangi untuk lebih  
berhati-hati dalam melangkah.
Rasa bangga akan orang yang kita sayangi dan cintai ketika bisa membuat hidup ini berarti  
meski hanya bisa membuat tersenyum saja.

Aku tidak akan mempemasalahkan pada pantai dan riak gelombang yang selalu menghapus kenangan-kenangan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupku lewat tapak-tapak kakiku yang memudar seiring dengan  
air yang menyentuhku lembut. Apapun yang terjadiaku yakin ini semua adalah “lakon” yang harus aku jalanitetap terus berjalan dengan kenangan-kenangan yang menyakitkan ataupun manisPeristiwa-perisiwa yang menyedihkan dan mengiris hatiperih.

Jangan ada “eluh” yang menetes di pelupuk matakarena itu akan menghambat dan memperberat jalan keikhlasan untuk  
orang-orang yang berpulang menuju kedamaian abadiTapimasih aku ingin memeluk dan menciummu  
ebih sering dan selalu setiap hari. Dan masih ingin aku dipeluk lewat tatapan mata  yang syahdu  
dan senyum kedamaian lewat pandangan matamu, aunty.

Coretan-coretan kehidupan telah kamu isi dalam lembaran-lembaran “kertas”kuketika semua akan mengarah dalam bab isian dan penutupkamu serahkan pena 
 kehidupanmu kepada Yang Di Atas.
Begitu indah kamu mengisi hari-hariku dan lembaran-lembarankutanpa sempat kuberpikir ini adalah akhir dari segalanya dan aku harus melangkah sendiri. 
 Lewat senyum abadimuseakan berkatateruskan jalanmu dan aku akan melihat dari atas sini.

Apapun itu… apapun itu… aunty aku bisa melihat dan merasakanmu dari sini.  
Aku sayang dan mencintaimu, aunty.



Aku mungkin diam
tetapi bukan seperti
diamnya batu-batu yang memiliki ketabahan permulaan
barangkali
Ibu merahimkan aku dari
kesakitan atau kasih sayang, siapa yang tahu?
Aku belajar mengaji
masih dari tegaknya alif
belum seperti bejana yang selalu
menerima airmu tanpa pernah penuh
Ibu melahirkan aku dari
derita atau tenunan cinta, siapa yang butuh mengaku?
Katakanlah aku Malin
dikutuk selalu berlayar sebagai batu
Maka lepaskan aku sebagai anak panah
yang kau lepas atas nama keharusan, apapun
Sesiapa tak perlu bertanya:
Siapakah yang akan pulang?
Aku yang rindu padamu
atau aku yang sekedar bertamu padamu

15.10.2012

Foto: Batu Malin Kundang


Di jaman modern ini, relasi antar anak dan ibu telah jauh berkembang. Semua menjadi warga dunia yang hampir sewarna, sehingga saya pikir relasi-relasi antara Ibu – anak jauh lebih terbuka daripada dekade lalu. Relasi dalam keluarga tersebut memang tidak serta merta akan berubah karena ada nilai agama dan tentu adat ketimuran. Relasi orangtua Ibu – anak dalam agama pun menempati suatu patron yang jelas. Kita lihat kedudukan ibu dalam Islam begitu dihargai, kemudian dalam Katolik ada Bunda Maria, dalam Budha ada dewi Kwan Im dan sebagainya.
Sebenarnya sejak di dalam rahim kita telah menjalin relasi dengan orangtua terutama dengan ibu. Anda bisa bayangkan kita yang hanya sejumput mani kemudian menjadi daging, diberikannya ruh, mengalami perkembangan otak, syaraf dan tubuh ada di rahim. Makanan, udara, nutrisi didapatkan janin dari asupan sang Ibu. Hal-hal psikis, seperti kondisi emosional Ibu, sentuhan bahkan suara-suara katanya dapat dirasakan dan didengar oleh sang janin. Begitu kita keluar saat diputusnya plasenta, maka yang kita cari adalah payudara Ibu. Kehidupan.
Dalam bukunya, Side by Side: The Revolutionary Mother-Daughter Program for Conflict-Free Communication, Dr Charles Sophy mengatakan, pada dasarnya ibu dan anak perempuan menginginkan hal yang sama: cinta, pengertian, dan penghargaan. Mereka berdua saling menginginkannya dari satu sama lain. Ibu menginginkan cinta, penghargaan, dan pengertian dari anak yang dilahirkannya ke dunia. Anak perempuan menginginkan hal yang sama dari perempuan yang memberikannya kehidupan.

Bukankah kita demikian sahabat?

Tak banyak kita lihat hubungan antara ibu dan anak perempuannya begitu bahagia, karena terdapat pula hubungan keduanya yang tidak baik dan bahagia. Lalu, mengapa hubungan antara ibu dan anak perempuannya bisa serumit itu? Psikolog lainnya, Lesley Miles menyatakan, bahwa hal tersebut disebabkan sang ibu terkadang memiliki kesulitan untuk membedakan apa yang harus dilakukannya untuk anak laki-laki dan perempuannya.
Biasanya, anak perempuan cenderung lebih dekat dengan sang ayah dan anak laki-laki lebih dekat dengan ibunya, namun tidak menutup kemungkinan bagi sang anak untuk dekat dengan keduanya. Menurut Lesley, biasanya hubungan ibu dan anak perempuan bisa saling mengidentifikasi secara kuat dengan menjadikannya inspirasi satu sama lain, dan hubungan ini lebih sering diisi dengan ikatan emosional yang lebih dalam.
Satu hal yang bertentangan bagi anak perempuan yaitu aspirasi sang ibu. Seorang ibu tentu ingin anak perempuannya mengikuti tradisi yang konvensional, namun di sisi lain ibu juga ingin anak perempuannya memiliki karir yang sukses dan menjadi profesional. Apa yang dikehendaki sang ibu itulah yang biasanya menjadi pertentangan, dan terkadang membuat anak perempuan menghadapi kebingungan, apa yang sebenarnya diinginkan oleh sang ibu.
Lesley mengungkapkan, saat ibu memasuki usia 30-40 tahun, anak perempuannya akan memasuki usia remaja, dan seringkali timbul ketidakcocokan antara keduanya yang bisa menimbulkan masalah diantara keduanya. Selain itu, masalah yang ditimbulkan bisa dipicu karena ketidaksamaan pemikiran keduanya atau ekspektasi yang tidak realistis satu sama lain.
Saya sangat iri dengan saudara dan sahabat yang mempunyai hubungan baik dengan ibunya. Bahkan seperti sahabatnya sendiri. Saat ini bisa dikatakan saya tengah membangun relasi dengan Ibu. Saya jarang menulis tentang Ibu. Tulisan saya tentang orangtua saat saya berseragam putih abu-abu, membuat kami, saya, ayah dan Ibu saya berbicara panjang lebar yang berakhir Ibu menangis, ayah meninggalkan ruangan dengan kesal dan saya membisu penuh kemarahan. Saat itu saya menulis untuk artikel majalah sekolah dengan judul: Aku Tidak Butuh Docmart. Inti tulisan itu adalah kritik pada Ibu yang selalu membelikan sesuatu yang ngetrend saat itu (ehmm saya generasi 90 tahu kan docmart) padahal  saya tidak membutuhkan.
Setelah insiden itu, saya tidak pernah menulis tentang Ibu kecuali satu puisi yang malahan saya dituduh Malin Kundang oleh pesohor puisi. Namun di  usia saya yang mulai menua ini saya hanya mampu memahami satu hal untuk Ibu, sebejat-bejatnya saya, saya  harus mampu bersikap baik dengan Ibu saya.
Saya akan membagi sedikit tips dengan bagi sahabat-sahabat yang sulit membangun relasi dengan Ibu :
  1. Sadari saja ibu tidak akan bisa digantikan oleh siapapun, kalau sahabat bisa demikian menyayangi partner kenapa kita tidak bisa dengan Ibu? Mulai dengan senyum tulus dan stop apriori
  2. Berbicara rutin, semakin tua kadang orangtua semakin sensitif, percakapan biasa-biasa saja/remeh dari kita bagi beliau dianggap suatu perhatian. Kita yang menelepon partner bisa lama kenapa dengan Ibu tidak ?
  3. Menceritakan hal-hal lucu, tertawa sudah tentu sehat.
  4. Mengajak sahabat ke rumah, kadang seorang Ibu iri terhadap sahabat kita, seringkali generasi tua menganggap anak-anaknya lebih terbuka ke sahabat (meskipun iya), tetap upayakan bahwa Ibu adalah penting bagi kehidupan kita. Suksesnya kita tidak dianggap melulu dari segi finansial, tapi juga karena kita memiliki sahabat yang berarti.
  5. Beraktifitas bersama, meski itu dimulai dari sekedar nonton sinetron bareng (silahkan pilih mau belanja, ke spa, makan di luar atau liburan bareng)
  6. Berhati-hati memilih perkataan saat menanyakan siapa pasangan anda. Nah untuk terakhir ini memang suatu pilihan. Jujur itu beda tipis dengan tidak berkata apa pun. Menurut saya coming out memang masih menjadi momok bagi saya. Ada yang bisa membantu saya?


Tema bulan Juni adalah "How to be BFF with your mother"