"Tidak akan ada satupun hal menarik yang mungkin bisa terjadi pada satu kabin berisi perempuan saja."


Menulis resensi buku satu ini bagaikan memutuskan mengejar orang yang menarik hati atau berdiam diri saja. Sebab novel satu ini merupakan karya klasik, menyenangkan dan cerita mengalir dengan baik bahkan untuk orang yang punya kemampuan Bahasa Inggris pas-pasan seperti aku, dalam hatiku ada kekhawatiran bahwa aku takkan bisa menulis resensi buku ini dengan baik tapi aku ingin berbagi pengalaman membacanya. Berkali-kali aku membaca buku ini, seperti tak pernah puas. Harus kutekankan, ini buku wajib baca!

Adegan diawali dengan kedatangan Diana dan Vivian, dalam sekali pandangan mata Diana mendapati dirinya luar biasa tertarik pada perempuan yang sedang duduk di dekat perapian, Lane. Mereka berdua diundang untuk liburan bersama di musim dingin; Diana supaya patah hatinya terobati, sedangkan Lane supaya tidak tenggelam dalam pekerjaannya sebagai pengacara. Perkenalan di antara ketujuh perempuan itu terasa hangat dan natural, semua tokoh telah dewasa dan mempunyai pekerjaan.

Peraturan yang dibuat oleh Liz, sang pemilik kabin, membuat Diana harus menempati kamar di lantai dua. Lane yang sebenarnya mengincar kamar itu bernegosiasi dengan Diana supaya mereka bisa bergantian menempatinya; Diana di malam itu kemudian ia di malam berikutnya. Setelah mengerti mengapa Lane begitu menginginkan kamar itu, Diana memutuskan untuk berbagi kamar saja tanpa harus bergantian.

Perlahan-lahan, keduanya menjadi dekat dan saling mengenal. Menemukan banyak hal yang ternyata saling mereka sukai dan benih cinta mulai tumbuh subur. Hal ini mendapatkan reaksi yang berbeda dari kedua tokoh inti dalam buku; satunya mendapati dirinya tak mungkin hidup tanpa perempuan, lainnya mendapati bahwa mempunyai hubungan dengan sesama perempuan merupakan hal yang bisa ia jadikan sebagai pilihan hidup yang alternatif.

Cerita antara kedua tokoh dibangun dengan intens, penulis menggambarkan renungan Diana dengan sangat baik, peka, pola pikir yang logis, tanpa mengesampingkan sisi emosional dalam pergulatan batin yang dialaminya.

Kedua tokoh inti diceritakan mempunyai luka batin masing-masing, namun hal itu malah menjadi katalisator yang makin mendewasakan proses mereka menemukan satu sama lain. Adegan percintaan ditulis sangat manis dan sangat perempuan.

Buku ini tak banyak menggali tokoh lain, hal ini bisa menjadi kekurangan sekaligus kelebihan buku. Kita bisa dengan tenang menikmati perjalanan Diana menapak tanah asing yang tak pernah ditelusurinya, ikut tenggelam dalam dilema dan merasakan ketakutan yang sama, namun di lain pihak kita seolah diberi energi baru untuk berusaha menemukan perempuan yang tepat seperti yang Diana temukan dalam diri Lane begitu pula sebaliknya.

Sedang patah hati atau sedang jatuh hati, buku ini tepat untuk mengiringi perjalanan emosi kita menjadi lesbian dan menikmati tiap pengajaran yang diberikan oleh tiap-tiap hubungan kita dengan sesama perempuan. Kuacungkan empat jempol untuk karya Katherine satu ini, meski terbit di tahun 70an buku ini merekam dengan akurat perjalanan lesbian yang benar-benar ingin belajar dewasa dalam relasinya dengan perempuan lain dan tak lekang oleh masa.


0 comments to "Curious Wine oleh Katherine V. Forrest"

Posting Komentar

just say what you wanna say