Sabtu sore, 18 Mei 2013, langit Surabaya yang mendung dan hujan gerimis yang mendera kota pahlawan tak menyurutkan semangat arek Suroboyo merayakan International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT) yang jatuh pada tanggal 17 Mei.


Surabaya rutin merayakan IDAHOT tiap tahun. Kali ini disponsori oleh GAYa Nusantara (GN), Youth Voices Count (YVC) dan RRI Pro 2 95.2 FM. Acara diadakan di Color's Pub and Restaurant pukul 18.00 sampai 22.00 WIB.

Berbagai acara hiburan disajikan, menyemangati perayaan hari melawan ketakutan yang tidak rasional terhadap homoseksual dan transseksual. Berbagai brosur dibagikan, juga pin, dan sosialisasi lembaga-lembaga sosial untuk LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transseksual), diantaranya tentang website ISEAN.

Yang hadir beragam, mulai perwakilan mahasiswa dari Universitas Airlangga, lembaga sosial untuk penanggulangan NARKOBA/HIV-AIDS dan pendampingannya, IGAMA (Ikatan GAYa Arema), komunitas-komunitas LGBT Surabaya , sampai GAYa Celebes yang jauh-jauh datang dari Sulawesi.

Di puncak acara peringatan ini dijelaskan dan ditayangkan program-program yang sebelumnya telah dilakukan untuk memerangi homophobia & transphobia, diantaranya adalah Goes to Campus, Diskusi dan Pemutaran Film, dan Edutainment. Salah satu edutainment yang menarik adalah pemutaran video yang dibuat berdasarkan penelitian oleh Setia Perdana. Juga penjelasan tentang sejarah homoseksual di Indonesia oleh pakar sosiolog, Dede Oetomo, yang mengungkap beberapa keunikan yang salah satunya adalah Indonesia lebih dulu mencabut homoseksual dari daftar penyakit daripada WHO (World Health Organization). Lainnya, ada Andreas yang mengenalkan YVC, mengajak kaum muda LGBT berperan aktif membantu sesamanya.

Untuk meyakinkan bahwa kampanye ini diindahkan oleh penonton, Edyth dan Azis selaku pemandu acara membagi hadiah bagi yang bisa menjawab pertanyaan yang mereka berikan. Acara pembagian hadiah berselang-seling dengan acara hiburan, salah satunya adalah operet ala X-Factor yang membuat penonton terpingkal-pingkal.

LGBT menyentuh semua lini kehidupan, mulai dari kaum terpelajar, mereka yang junkies, bapak-ibu rumah tangga, sampai siapapun yang berada di pelosok negeri. Sering, stigma menempel erat di jidat kaum LGBT. Mereka menerima perlakuan yang tidak menyenangkan, mulai dari yang sopan tapi menyakitkan seperti sebuah siulan nyinyir sampai dilempar batu atau diludahi. Hal ini memberi pengaruh pada diri LGBT terutama kaum mudanya, dan hal ini menjadi masalah yang mesti dipecahkan tidak hanya kebisuannya, juga harus diberikan jalan keluar tanpa melanggar hak asasi siapapun.

Kecenderungan untuk bersikap buruk kepada LGBT ini bisa membuat nyali mereka ciut, menyembunyikan orientasi seksual mereka dengan harapan mendapat perlakuan yang lebih baik meski menyiksa diri sendiri secara nonfisik sering dilakukan kaum muda LGBT. Supaya terhindar dari cemooh, bully atau gencet, bahkan kekerasan fisik sampai ancaman-ancaman dibunuh. Menimbulkan kekerdilan dan rasa benci terhadap pergolakan yang terjadi pada diri sendiri.

Karena itu, IDAHOT kali ini, mengkampanyekan cinta terhadap diri sendiri. Love yourself...shout loud! Mengajak LGBT pada umumnya dan LGBT muda khususnya untuk menelaah dalam diri, merayakan kesadaran seksual yang beraneka ragam dan membuka cakrawala pengetahuan bahwa mereka tidak sendiri. Bahwa senantiasa ada yang mengulurkan tangan untuk membantu berdiri saat jatuh terduduk setelah terpeleset berbagai masalah di sepanjang jalan.

Supaya LGBT bisa berjalan dengan dada tegap, melampaui dan mengatasi berbagai persoalan yang menimpa, memberi lebih daripada menerima, diakui dan disamakan haknya sama seperti manusia lain. Supaya seperti semua itu, LGBT harus belajar mencintai diri sendiri lebih dulu dan tak ragu meneriakkannya pada dunia.

Love myself...shout loud!


0 comments to "Surabaya IDAHOT 2013, Love Yourself...Shout Loud!"

Posting Komentar

just say what you wanna say