Kekasih,
Kemarin aku menapaki pantai-pantai kembali, sekedar berjalan kesana kemari
Sembari mengingat, kita dulu seringkali berjalan di pantai-pantai yang tidak kita kenali
Dan sesekali berjalan di tepi pantai depan rumahmu
Saling menggenggam tangan, aku nyanyikan lagu-lagu untukmu
Dan kau bicara tentang segalanya.
Aku masih mengingat jelas lekuk jemarimu daripada perbincangan kita
Aku masih mengingat senyummu merona daripada lagu-lagu yang pernah kunyanyikan untukmu

Berjalan di antara pasir pantai
Rinduku  berjumlah bulir-bulir pasir itu, meski tak bisa menyisakan jejak karena selalu disapu ombak


Rindu tak pernah membiarkan aku sepi sayang
Selalu ada alasan untuk merindukanmu
Seperti ombak yang selalu ke pantai,
Meski membawa hal-hal tak penting ia akan selalu kembali

Berjalan di antara pasir pantai,
Di tepiannya aku menemukan senyum yang bukan senyummu
Tidak ada kamu kekasih, dan aku tidak merasa bersalah
Mengingatmu sembari memikirkannya.
Mau berubah sewarna apa hatiku padanya
Aku masih ragu, menawarkan rasa  yang kukira sudah tidak ada
Aku hanya mengingat tulisanmu di lembar lusuh suratmu untukku:
Cinta adalah Keberanian

Aku masih berjalan di antara pasir pantai
Mengingatmu dengan tertawa
Namun saat ini aku hanya sangsi :
Akankah membuat puisi cinta untuk nama selain dirimu,
Sebab ini mungkin akan sedikit pedih yang pahit
:Aku mungkin menginginkannya
:Dia mungkin tak menginginkanku
- Yang ada tak ingin -
- Yang ingin tak ada -

Mungkin aku harus membawanya ke pantai kita lain kali dan menanyakan jawabannya.
Berdoalah untukku kekasih.



Banyu Anjlok,180515


0 comments to "Mungkin, Dia Puisiku Esok Hari"

Posting Komentar

just say what you wanna say