Saya selalu menjadi bagian cerita yang tercambuki  oleh tulisan orang lain, baru kemudian menulis. Haha. Melihat blog yang sudah dipenuhi tulisan Niken memaksa saya bangun dari bersantai di sofa. Baiklah, kali ini tentang Pahlawan.


Kalau ditanya siapa pahlawan menurut saya? Tunggu dulu, biar saya berpijak dari faktual normalitasMenurut UU. No. 20 Tahun 2009, tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Pasal 25 dan Pasal 26 Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga Negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan Negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.


Kalau ditarik dari sisi nasionalisme jelas negara ini punya kriteria siapa yang disebut pahlawan. Orang-orang yang dianggap memilki jasa yang luar biasa sampai negara ini tetap eksis. Topik ini bahkan sedang menjadi pembicaraan panas. Rencana penganugerahan gelar pahlawan untuk salah satu dalang pembunuhan massal di tahun 1965-1967Di tahun itu, sekurang-kurangnya 500.000-2 juta orang yang dianggap komunis dibunuh, dipenjara dan disiksa tanpa pengadilan. Apabila bebas dari penjara pun, para tahanan politik dan keluarganya masih harus menghadapi berbagai stigma pada pemerintahan Soeharto. Sekarang pun, mereka masih mengalami stigma, hidup dalam ketakutan, dan arisan mereka pada 27/10/2013 di Yogya diserang oleh FAKI (Forum Anti-Komunis Indonesia). Komnas HAM telah menuntut Presiden untuk meminta maaf, disusul dengan rehabilitasi dan perbaikan nasib para korban 1965. Tapi, inikah jawaban Presiden: usulan pengangkatan salah satu orang yang dianggap sebagai otak peristiwa ‘65 yang sekaligus mertuanya sebagai pahlawan nasional?


Beberapa laporan telah menjabarkan bahwa Komandan RPKAD itu telah mendalangi pembunuhan ratusan ribu pendukung Soekarno, yang dianggap sebagai simpatisan komunis. Seperti yang dinyatakan oleh Joshua Oppenheimer dalam press releasenya: "Dia adalah salah satu arsitek kejahatan ini. Menetapkannya sebagai pahlawan nasional adalah sebuah pernyataan kepada dunia bahwa Indonesia akan terus menjadi negeri tempat bercokolnya ketakutan, korupsi dan kekerasan." Menobatkan dia sebagai pahlawan nasional akan menambah tumpukan ketidakadilan terhadap korban ’65 dan keluarga mereka.


Menarik sekali kan bagaimana politik dan kekuasaan mengantarkan orang yang bagi sebagian orang lain dianggap sebagai penjahat menjadi (meskipun masih wacana) calon pahlawan nasional? Sejarah negara dan bahkan dunia kita tentang definisi pahlawan dan penjahat sangat subjektif, tergantung siapa yang berkuasa menuliskan sejarah.


Jadi, ijinkan saya keluar dari tempurung normalitas formal untuk definisi pahlawan. Seperti pula interpretasi kata, biar saya juga mempunyai definisi saya sendiri tentang pahlawan. Untuk saya, pahlawan adalah setiap diri yang tidak berhenti hidup atau bahkan memilih mati (pasti saya akan dicecar habis sama Niken dan n1nna tentang ini. Hahaha). Setiap diri mempunyai pandangan yang subjektif meskipun kita tidak henti dijejali pemahaman normatif atau entah dari buku dan pandangan orang lain yang memiliki latar belakang serupa (sejarah, buku yang kita semua tahu penerbitannya saja selama kita hidup ini tidak lepas dari unsur kekuasaan).


Memulai kehidupan dengan tanpa membebankan dan bergelantung pada orang lain jelas tidak mudah, apalagi di negara kita yang mulai beranjak sekuler, individualis. Gotong royong, tepo sliro, dan budaya keintiman lingkungan yang harmonis di jaman nenek moyang kita dulu sepertinya justru lebih mengarah pada keingintahuan untuk menghakimi dan menjatuhkan orang lain daripada sebagai bentuk kepedulian. Lihat saja media kita, semua berisi infotainment, atau bahkan media menjadi alat politik. Salah satu media mencecar dan menjatuhkan lawan-lawan politiknya dengan berita-berita yang tidak berimbang, ataupun kalau diimbangi dengan media tandingan dengan berita berbalik. Sejarah kita dibentuk dari siapa yang berkuasa.


Tidak ada pahlawan yang sebenar-benarnya, karena saya sangat ragu dengan semua yang tertulis dalam sejarah kita. Saya tidak mengenal mereka secara personal, meskipun kemudian saya mulai mengambil garis tengah (ben gak gendheng), mau diapain juga, setiap diri mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing (pun orang-orang yang sudah syah dinobatkan sebagai pahlawan nasional atau bahkan pahlawan yang melegenda di dunia), setiap orang mempunyai pandangan masing-masing tentang hidup dan bagaimana menjalani atau bahkan memilih mati.


Kalau boleh mempunyai pandangan yang dianggap cukup dominan, tentu saya akan lebih menghargai orang yang mau bertahan dan tidak berhenti berbuat (entah untuk dirinya sendiri maupun sekitarnya) daripada yang menyerah dan memilih mencari jawaban langsung menemui Yang Maha Kekal. Memilih untuk hidup atau mati saja tidak mudah, apalagi memilih tetap bertahan dengan pemikiran dan bahkan usaha untuk tetap hidup. Jadi inilah pahlawan yang nyata untuk saya saat ini. Orang-orang yang memilih tetap hidup tapi ternyata bisa menyelesaikan perang dalam dirinya, beranjak dari tempurung pemikiran, memilih menghadapi kenyataan, merentas habis setiap hambatan, terus hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi tidak berhenti berbuat bahkan untuk orang lain.


Kebanggaan, rasa haru, dan hormat saya untuk orang-orang yang bisa mengikis ego nya. Menilai dunia ini lebih luas dengan nuraninya. Bagaimana kemudian tidak menghakimi orang lain karena kita semua sadar hidup sudah membuat setiap makhluk di bumi ini berada dalam ketidakadilan hingga setiap diri terjebak dalam konsep hidup yang bahkan tidak pernah benar-benar dimengerti. Orang-orang yang harusnya tidak boleh mengorbankan diri dan mengalami kepahitan hidup atas masalah dan derita orang lain atau bahkan derita dirinya sendiri. Terus hidup atau mati dalam ketidakhormatan? Hanya itu pilihan yang tersedia.


Terpujilah setiap makhluk. Semoga masih tersisa kebahagiaan dari usaha dan keyakinan yang tidak pernah mati meskipun terkadang redup tertutup ujian dari sekedar usaha untuk survive.

 


0 comments to "Pahlawan"

Posting Komentar

just say what you wanna say