Sudah menjelang 2014. Seperti kebanyakan warga dunia, kita pun ikut merayakannya. Kalau dulu mungkin heboh untuk melihat momen akhir tahun, mungkin sekarang lebih karena Tahun Baru adalah liburan, ya ayo menikmati liburan. Ada atraksi yang kita tunggu, tapi saya yakin kita lebih menghargai hari-hari itu karena itu adalah liburan. Hehehehehhe

Banyak kata-kata mutiara atau hadits, entahlah saya memang parah kalau mengingat detail, "Celakalah manusia kalau hari ini sama dengan kemarin." Rasanya semakin tua, saya menyadari kalimat itu. Kalau untuk pribadi saya sadar, saya belum beranjak yang terlalu jauh dari kemarin.

Tradisi Stay in the Closet

Ada yang berubah dari tradisi blog dan perubahan di luarnya. Dulu, blog ini adalah tempat “meludah”, meminjam kalimat Arman Dhani, blogger yang saya idolakan. Yang suka menulis, dari menye-menye hingga postmo  ada di sini. Blog ini jadi buku harian bersama. Di sini dulu minim interaksi antar penulis, yang ada adalah show off. Tidak ada editor maupun sensor. Kalau beberapa isinya akhirnya jadi buku itu adalah cita-cita segelintir penulis. Nekat, meski ada perhitungan bisnisnya.

Sekedar tahu sama tahu, senasib, sehati, se-“closet “. Itulah perkawanan kita. Akhirnya ada hang out bersama, arisan antar kita sendiri. Dalam orientasi seksual, kita masih berpegang pula pada stay in the closet, paling hanya 1 orang yang coming out. Lainnya masih lintang pukang menyembunyikan “status pacar asli” di depan orangtua. Meski banyak yang suspect tapi kondisi sudah 86. Kata orang-orang bisnis, hidup sudah berat ngapain ditambah dengan masalah karena mem-blow up “identitas asli”. Saya memang tidak akan bicara sebab dan pembenaran mengenai pilihan orientasi, karena saya menghargai usia kedewasaan teman-teman memilih dan menjalaninya. Seperti ungkapan latin ubi amor, ibi dolor di situ ada cinta, maka di situ pula ada sakit, barangkali kita semua hendak saling menguatkan tentang cinta yang tertukar, eh.   

Orientasi seksual yang sama namun berbeda dengan masyarakat menjadi kita bersempit-sempit di zona nyaman arisan. Arisan ini sudah berapa periode, ya? Kalau tidak salah sudah periode 3. Artinya 3 tahunan usia blog dan orang-orangnya ini berkawan. Dan sudah saya singgung sebelumnya, dari yang bersempit-sempit itu kita mengalami pasang surut perkawanan, ada yang ditinggalkan, ada yang meninggalkan itu adalah pilihan politik.  Dan kita semua belajar mengapa hal itu bisa terjadi, tentu kita berharap tahun-tahun mendatang tidak akan terjadi.

Tradisi dalam zona nyaman itu saya yakin kita semua akan mempertahankannya. Dengan usia yang produktif, kelas menengah, kita akan  menua bersama tetap seperti ini, seperti yang terjadi di blog. Tiga tahun perubahan blog, hanya warna, simbol yang berubah bahkan pernik lucu seperti jam dan koment sudah hilang.
Apakah kita puas?

Berkumpul, berekspresi, “meludah”, narsis, eksis lalu apa? 

Kalau dalam pergaulan bilateral seorang teman menimbulkan kesadaran spiritual saya tergugah dengan kalimat: sudah lesbian, gak sholat, terus mau nyampah di bumi? – hahaha itu jleb sekali ke saya. Maka konteks berikutnya adalah tentang manfaat kita bagi sekitar kita. 

Alhamdulillah teman-teman yang berjiwa sosial tinggi menularkan virus baik. Sikap baik yang tulus, yang bukan lip service meski kita selalu ribet mencari momen. Dari teman-teman terdekat itu saya mempelajari: kita bermanfaat, kita ada. Iyalah, dalam konteks kecil kita rela dimanfaatkan pacar, kalau tidak rela ya buat apa pacaran?

Teman-teman saya dalam komunitas arisan ini memang menjadi warna, ada yang sok lucu, sok judes, sok imut, sok galau, sok papi-papi tapi gak ada yang sok baik. Apa adanya saja, karena kebaikan tidak pernah bisa ditutupi, ia karakter. Menjadi baik dalam parameter apapun saya pikir itu karena untuk dirinya sendiri sebagai modal berkomunikasi dengan manusia lainnya.

Saya yakin kebaikan yang dilakukan bersama-sama dalam kelompok akan lebih kuat daripada yang dilakukan sendiri. Maka dari itu jangan terkejut bila ada pemikiran akan membangun ini itu atas nama bersama. Teman-teman dapat menyanggah, beradu pikiran, mendiamkan dan meninggalkan. Sahabat bukan seseorang selalu membenarkan tetapi orang yang membuat kita lahir dengan perspektif berbeda.

Kebaikan adalah kebaikan, saya yakin kita akan merasa lebih baik saat berbuat baik. Kata Kaisar Titus, diem perdidi (latin lagi) - Saya telah kehilangan satu hari. Kalimat ini diucapkan olehnya kala ia menyadari bahwa satu hari terlewatkan tanpa kesempatan untuk melakukan hal-hal yang baik/berguna. Tuhan yang saya yakini tak pernah mendiskriminasikan umatNya menurut label yang disematkan kepada kita. 

Selamat menjadi lebih baik dan selamat tahun baru 2014. Peluk dan jabat erat.


0 comments to "Sekedar Catatan Biasa: Kita Bermanfaat, Kita Ada"

Posting Komentar

just say what you wanna say