Meet Tone, then Jazz. Or Jazz meets Tone.


Baru-baru ini aku kerajingan buku-buku karya Julie Anne Peters. Ceritanya sederhana, sekolah menengah banget, tapi Peters berhasil mengangkat cerita tentang anak-anak usia sekolah menengah tersebut dengan berbagai konflik yang dihadapi usia berapapun.

Hal yang paling saya sukai dari karya Peters yaitu, protagonis (emangnya ada yang antagonis?) mengalami naik-turun emosi akan stressor yang mereka hadapi dengan kemampuan penyesuaian diri yang realistis, sehingga mengena dan memberikan energi positif bagi pembacanya. Sewaktu membaca buku-buku milik Peters aku memang dalam penyesuaian diri setelah kehilangan satu orang penting dalam hidupku, dan aku tidak menyesal membeli buku-buku Peters.

Define Normal bercerita tentang Tone, gadis yang punya nilai A dan Jazz, yang punya nilai A dan kemampuan piano kelas jenius dan punya "penampakan" tidak normal. Normal dalam definisi kebanyakan orang. Mereka bertemu untuk kelas konseling, Tone membantu Jazz (atau malah sebaliknya?). Awal hubungan pertemanan mereka tidaklah indah. Tapi sejalan dengan waktu, perlahan-lahan tirai terbuka dan mereka menyelami satu sama lain. Termasuk tentang mimpi mereka.

Don't judge the book by its cover adalah ungkapan paling tepat untuk tema cerita dalam buku ini. Define Normal sangat mengasyikkan untuk dibaca dan tergolong buku ringan. Aku tak sabar membaca buku-buku Peters yang lainnya.


0 comments to "Review Buku "Define Normal""

Posting Komentar

just say what you wanna say