"Tidak akan ada satupun hal menarik yang mungkin bisa terjadi pada satu kabin berisi perempuan saja."


Menulis resensi buku satu ini bagaikan memutuskan mengejar orang yang menarik hati atau berdiam diri saja. Sebab novel satu ini merupakan karya klasik, menyenangkan dan cerita mengalir dengan baik bahkan untuk orang yang punya kemampuan Bahasa Inggris pas-pasan seperti aku, dalam hatiku ada kekhawatiran bahwa aku takkan bisa menulis resensi buku ini dengan baik tapi aku ingin berbagi pengalaman membacanya. Berkali-kali aku membaca buku ini, seperti tak pernah puas. Harus kutekankan, ini buku wajib baca!

Adegan diawali dengan kedatangan Diana dan Vivian, dalam sekali pandangan mata Diana mendapati dirinya luar biasa tertarik pada perempuan yang sedang duduk di dekat perapian, Lane. Mereka berdua diundang untuk liburan bersama di musim dingin; Diana supaya patah hatinya terobati, sedangkan Lane supaya tidak tenggelam dalam pekerjaannya sebagai pengacara. Perkenalan di antara ketujuh perempuan itu terasa hangat dan natural, semua tokoh telah dewasa dan mempunyai pekerjaan.

Peraturan yang dibuat oleh Liz, sang pemilik kabin, membuat Diana harus menempati kamar di lantai dua. Lane yang sebenarnya mengincar kamar itu bernegosiasi dengan Diana supaya mereka bisa bergantian menempatinya; Diana di malam itu kemudian ia di malam berikutnya. Setelah mengerti mengapa Lane begitu menginginkan kamar itu, Diana memutuskan untuk berbagi kamar saja tanpa harus bergantian.

Perlahan-lahan, keduanya menjadi dekat dan saling mengenal. Menemukan banyak hal yang ternyata saling mereka sukai dan benih cinta mulai tumbuh subur. Hal ini mendapatkan reaksi yang berbeda dari kedua tokoh inti dalam buku; satunya mendapati dirinya tak mungkin hidup tanpa perempuan, lainnya mendapati bahwa mempunyai hubungan dengan sesama perempuan merupakan hal yang bisa ia jadikan sebagai pilihan hidup yang alternatif.

Cerita antara kedua tokoh dibangun dengan intens, penulis menggambarkan renungan Diana dengan sangat baik, peka, pola pikir yang logis, tanpa mengesampingkan sisi emosional dalam pergulatan batin yang dialaminya.

Kedua tokoh inti diceritakan mempunyai luka batin masing-masing, namun hal itu malah menjadi katalisator yang makin mendewasakan proses mereka menemukan satu sama lain. Adegan percintaan ditulis sangat manis dan sangat perempuan.

Buku ini tak banyak menggali tokoh lain, hal ini bisa menjadi kekurangan sekaligus kelebihan buku. Kita bisa dengan tenang menikmati perjalanan Diana menapak tanah asing yang tak pernah ditelusurinya, ikut tenggelam dalam dilema dan merasakan ketakutan yang sama, namun di lain pihak kita seolah diberi energi baru untuk berusaha menemukan perempuan yang tepat seperti yang Diana temukan dalam diri Lane begitu pula sebaliknya.

Sedang patah hati atau sedang jatuh hati, buku ini tepat untuk mengiringi perjalanan emosi kita menjadi lesbian dan menikmati tiap pengajaran yang diberikan oleh tiap-tiap hubungan kita dengan sesama perempuan. Kuacungkan empat jempol untuk karya Katherine satu ini, meski terbit di tahun 70an buku ini merekam dengan akurat perjalanan lesbian yang benar-benar ingin belajar dewasa dalam relasinya dengan perempuan lain dan tak lekang oleh masa.




Negeri ini (baca: Indonesia) selalu gegap gempita dalam meggalang nasionalisme. Kalau bukan karena hasil budaya dimaling ya karena bahaya laten, entah itu komunis atau khliafah. Maka isu tersedap Negara ini adalah bangkitnya komunis atau laten radikalisme Islam. Dan September akan selalu dijadikan momentum waspada bahaya laten komunis.Ya peristiwa 30 September 1965 adalah momentum menentukan musuh bersama bagi Indonesia, yaitu kaum jomblo  eh PKI, kaum dan paham komunis serta (ke)turunannya.
Se

50 tahun setelah peristiwa pengkhianatan PKI kespada Pancasila, tidak ada usaha yang nyata bagaimana meluruskan sejarah kelam itu. Karena meski tampaknya kita berideologi Pancasila (tengok sila ke2), kekuasaan Negara kita cenderung fasis yang mengharuskan sejarah berpihak kepada yang menang secara politik. Banjir darah, hukuman tanpa peradilan, bunuh membunuh antara kaum komunis, kaum santri, ormas dibiarkan tanpa ada campur tangan Negara. Maka yang ada dari dulu adalah pertikaian, prasangka dibiarkan tumbuh bahkan dipupuk di antara masyarakat. Dan tentu saja Negara dengan tentaranya menangguk untung. Tidak perlu banyak popor bicara, namun pembiaran pelopor masyarakat menuding suatu kelompok komunis, teroris akan menciptakan kegaduhan di masyarakat sendiri dan Negara tinggal menggaruk keduanya.

Taktik Gajah Mada, Machiavelli, Suharto yang membentuk Negara besar dengan menghalalkan segala cara (Het doel, heilight de midellen) sudah pasti membuat negara bisa menyiksa, mengkhianati, mencelakakan masyarakatnya sendiri. Kita lihat bahwa demi nama pembangunan di masa orde baru maka pemerintah bisa menggusur tanpa rasa manusiawi, bila masyarakat menolak maka akan dituduh PKI.

Kegagalan bapak pluralis kita Gus Dur yang berniat menghapuskan TAP MPRS XXV tahun 1966 "Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia Nomor XXV/MPRS/1966 Tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang Di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia Bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan Untuk Menyebarkan Atau Mengembangkan Faham Atau Ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme.” tentu saja disyukuri oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang ah begitulah.

Tengoklah kelompok budayawan yang mendaku (mengklaim) dirinya anti komunis, anti radikal adalah kelompok-kelompok yang terhormat di Negara ini, dan diseberangnya Seperti Taufik ismail, Emha Ainun Nadjib yang kini berseru-seru, tidak perlu pemerintah meminta maaf pada korban 65, karena kaum komunis adalah pengkhianat.dan tentu saja pengkhianat memang tidak pantas dimaafkan, karena kelakuannya menimbulkan trauma. Padahal pr sejarawan untuk mencari akar permasalahan apa betul PKI berniat memberontak, ekses kegaduhan saat itu yang mengakibatkan pembunuhan antar masyarakat juga malah belum tuntas dimulai secara konstitusional.

50 tahun Indonesia telah memerangkap hantu bernama komunis, padahal di era ini mau mempelajari komunis semudah kita bercinta seperti panduan di google. Inilah wajah asli masyarakat kita, mendaku sebagai kaum agamis, moralis, pancasilais namun kita bisa dan biasa berlaku sadis pada masyarakat yang dianggap pengkhianat dan bahkan kita tidak mencari asal-usul kebenarannya.

Esok tanggal 30 September 2015 seperti biasa saya akan berdoa agar para pahlawan revolusi dan para korban pembunuhan, serta korban ketidakadilan sistem hukum di Negara ini dapat memaafkan kita dan Negara ini. Mari memaafkan meski mungkin tidak melupakan.


Untukmu yang menyebutku kekasih atau bisa jadi YAD (Yang Akan Datang di pelukan)

Hai, apa kabar? Tentu saat ini kau baik-baik saja dan bahagia. Aku percaya Tuhan menjagamu. Hidup dengan damai dan dengan memiliki pengetahuan paling tidak ada dua orang yang sangat mencintaimu. Seseorang yang hidup bersamamu saat ini dan aku. Oh ya aku percaya diri dalam hal itu.

Kekasih, seperti kata-katamu yang selalu kuingat, Cinta adalah keberanian. Maka seperti syahadat yang aku lakukan untuk Tuhanku, dulu aku mengatakan dengan jelas aku mencintaimu dan ingin berkomitmen denganmu. Itu syahadatku untukmu. Itu keberanian pertamaku. Dan aku memilih carpe diem. Merebutmu dari yang bersamamu saat itu. Itu keberanianku kedua karena bagiku kalau tidak sekarang mendapatkanmu kapan lagi, kalau bukan aku siapa lagi, ehhhh. Ah kekasih, kita begitu muda saat itu, aku yang penuh perjuangan dan telingamu yang mungkin butuh rayuan.

Kekasih bersamamu adalah pembelajaran bagiku. Bagaimana aku menerima diriku sendiri, bagaimana aku menerima dirimu dan begitu sebaliknya. Lalu kita belajar bagaimana menjadi lebih baik dari hari ke hari. Utopis ya kelihatannya? Padahal hari-hari itu juga lumayan berat dilalui. Bagiku, hari-hari bersamamu adalah kembali lagi belajar mengenal Tuhan, belajar lebih menerima tentang orangtuaku, belajar mata kuliah apa pun dengan keras biar tidak dianggap lalai sebagai mahasiswa. Dan kamu mungkin di mataku mulai belajar tersenyum lebih banyak, mulai belajar berinteraksi dengan orang-orang yang “dunia”nya berbeda sekali denganmu, mulai mencintai hal-hal kecil untuk dirimu sendiri, kamu menulis lagi, berpuisi lagi dan sebagainya. Bersamamu dulu menjadikan aku lebih baik, bahkan kini hanya dengan mengingatmu aku menginginkan yang lebih baik lagi untuk diriku sendiri. Aku yakin kau juga lebih baik.

Aku masih ingat kamu begitu jutek tidak mau menerima bantuan orang lain, pemilih sekali soal makanan, sangat keras kepala saat beradu pendapat, terkadang juga membuatku kesal. Moody. Aku ingat dua tahun pertama kebersamaan kita, ketika kamu marah karena makanan yang kubeli tidak sesuai dengan permintaanmu, aku lebih marah karena bagiku kamu tidak melihat perjuanganku. Padahal kalau saat itu aku sedikit lebih dewasa aku harusnya tahu alasanmu seperti itu, tapi aku hanya melihat diriku, kesusahanku.

Atau aku lebih marah saat kamu membisu, cemburu. Dan aku bertingkah gila saat cemburu.. Ketika itu mungkin aku atau kau menikmati kehadiran orang lain, entahlah, atau mungkin kita sedang jenuh, atau kita sedang putus asa dengan masa depan hubungan kita. Berhari-hari kita seperti orang asing, berhari-hari aku dan kamu menjadi orang yang aneh.  Kita selalu meneriakkan putus saat seperti itu lalu kita memutuskan berdiam diri.

Tapi cinta selalu menemukan jalannya bukan? Aku kembali padamu dan lagi-lagi jatuh cinta padamu lebih dari kemarin. Kau juga seperti itu. Saat-saat penuh amarah itu selalu kuhabiskan dengan tidur di luar, menghindari dirimu. Namun di saat sendiri itu aku selalu berhasil mengingatkan diriku sendiri bagaimana syahadatku padamu, kamu yang rela bersamaku meski dunia menolaknya, kamu yang rela ditinggalkan teman-teman kita, bahkan tidak peduli dengan asumsi orang-orang.  Sehebat apapun orang lain itu, aku ternyata hanya merasa utuh dan sempurna saat bersamamu. Maka setelah itu aku pulang, memelukmu lama dan meminta maaf. Sejak saat itu setiap pagi aku katakan Thank You for Loving Me. Dan kau selalu menyentuh wajahku saat aku tidur, ya kan? Aku mengingatnya kekasih. Itu tahun ketiga kebersamaan kita. 

Barangkali kita akan tersenyum mengingat hari-hari lalu itu.

Keberanianku yang ketiga adalah berani meninggalkanmu, bukan karena aku tidak mencintaimu. Karena saat itu kita sama-sama bersepakat membangun kehidupan bersama ternyata cinta dan financial saja tidak cukup bukan ? Kita punya logika yang indah untuk berpisah. padahal di saat itu kita merasa menjadi pasangan yang sempurna karena mencinta satu sama lain dengan hebat. Tentu itu juga keberanianmu juga kekasih. Aku yakin mencintaimu tak pernah sia-sia, meski kita tak pernah lagi menandai kebersamaan kita di tahun kelima dan tahun-tahun berikutnya hingga 12 tahun ini dan mungkin hingga tahun-tahun berikutnya.

Jangan khawatir aku bahagia tanpamu meski mungkin lebih bahagia denganmu. Thank You for Loving Me.


Kalau cinta nikahilah, atau kalau cinta lepaskanlah. Quotes yang belum lama saya dengar dari kata-kata bully-nya Debby Niken ini sering kali berulang di kepala saya. Bukan apa atau kenapa, tapi lebih adalah karena bagaimana ini bisa menjadi ikon yang maha dasyat dalam kontemplasi saya menemukan muara cinta kejombloan saya.

parikesit n1nna pernah dengan galaknya bilang: “Aku pernah cium kamu nggak Na?”
Saya yang sedang entah mengembara tiba-tiba langsung terbangun karena kaget, “Enggaklah.”
“Owh, syukurlah. Seingatku hitungannya kurang dari satu tangan sih, orang yang pernah aku cium. Kalau kamu berapa banyak?”
Melek langsung mata yang semula masih sayup, “Ha? Mana aku ingat, malas banget ingat satu-satu.”
“Iya kamu itu mudah sekali menambatkan dan mempercayakan hatimu pada satu orang baru yang sedang dalam masalah, sekarang coba hitung berapa banyak orng yang kamu ajak pedekate?”
“Emm, hmmm, ” loading nggak berhenti-berhenti.
“Banyak kaaan?!” dan ditonyorlah kepala saya sama n1nna.

Ah, jangan mengira jumlah orang yang pedekate dengan saya banyak. Bukan. Sedikit kok. Yang merasa silahkan like, nanti pasti tidak lebih dari dua dozen (eh?). Ya itu kan perkiraan kasar, siapa tahu bisa lebih karena banyak yang merasa, kalau saya tidak mengakui bisa digeruduk lagi saya sama gerombolan kurawa. Dari pada cari perkara, kadang bermain aman lebih baik. Haha...

Jadi dari sekian banyak yang pernah singgah di hidup saya meskipun hampir semuanya hanya berstatus gebetan atau bribik-an itu bagaimana hati saya yang bisa mencintai dengan kaffah (tidak mau kalah dengan keinginan calon rektor UNAIR yang ingin menjadikan kampusnya bermotto kaffah, hati sayapun selalu kaffah dalam mencintai. Mau bukti? Coba saja) bisa cepat move on? Kuncinya ada pada quotes yang awalnya bermaksud untuk membuat saya gentar dari Debby Niken. Beginilah, harusnya bully itu bisa dijadikan motivasi baru untuk bergerak dan melawan kelemahan, biar tidak semakin kalah dengan bully-an orang yang sebenarnya sudah kalah karena hanya mampu mencerca, begitu kan Debby Niken?

Pertama kali kecewa, saya bisa menangis dan berniat menjeburkan diri di kali Jagir berbulan-bulan. Kedua kalinya, saya mulai belajar menjadi pemain, dipermainkan saja bagaimana bisa adil? Dan di situlah dosa yang kemudian berbuah karma saya bermula. 

Menambatkan hati pada adik-adik dampingan yang lemah kemudian sedikit speak-speak, jatuhlah satu persatu dalam rengkuhan saya. Bukan buat main-main ya, saya hanya ingin melindungi mereka dari durjana-durjana di luar sana yang hanya ingin bermain dakon dalam gelap kamar berdua tanpa ada kejelasan masa depan. Hati saya yang sebenarnya belum menerima kesakitan dari putusnya saya dengan pasangan yang kedua, membuat saya menjadi beringas sok menjadi pahlawan pelindung para gegana. Empati yang menjadi simpati, dengan rasa sayang berlimpah yang bukan cinta (ampuni saya para gebetan).
Bukannya saya mau mendiskreditkan Debby Niken yang menjadi jomblo abadi tanpa berhasil memeluk siapapun dalam sekian puluh tahun kejombloannya, tapi menjadi pelindung itu harus totalitas, semua harus dilakukan dengan sepenuh hati. Dan selama jomblo, tidak ada yang salah untuk menyinggahkan hari di mana saja selama memungkinkan dan tidak menyakiti siapapun.

Tapi sekali lagi apa yang tidak sepenuhnya, akan mendapat karma juga dengan ketidakpenuhan buah yang baik. Matang karbitan sebagus apapun kulitnya, rasa daging buahnya akan tetap asam. Begitulah, empat berikutnya pasangan saya (bribik-an tidak dihitung ya, maaf) berakhir dengan kandas yang tidak seharusnya. Meskipun bukan berasal dari saya, kesepenuhan hati itu mungkin membawa dampak yang berbuah ketidakbaikan.
Sadar diri ternyata menjadi titik balik pertama dari landasan utama prinsip move on. Introspeksilah apa sebenarnya kekuranganmu putus dari si mbak berjilbab cantik yang namanya tidak pernah berhenti kau sebut itu Debby Niken. Terimalah bahwa memang kamu mempunyai kekurangan yang membuahkan kesalahan sehingga hubungan kalian harus berakhir.

Dari kesadaran itu, beranjaklah saya dengan mencoba untuk berpikir rasional. Ini bermula dari pasangan ketiga yang waktu memutuskan saya sambil bercucuran air mata bilang, “Aku tidak ingin menyakiti mami papi, Rain, aku mau straight”. Ini jurus paling mematikan dari semua alasan yang harus bisa diterima akal manusia. Mau sampai operasi kelaminpun (ih, nggak bayangin saya punya batangan) belum tentu kita bisa diterima keluarga mereka. Apa mungkin saya bisa menikahi mereka di Indopahit ini? Kalaupun mau saya boyong ke luar negeri untuk menikah dan menetap di sana, apa dia bersedia?

Dari situlah saya mencoba mengerti lagi posisi saya. Tidak ada jodoh yang bertahan selamanya, jodoh sebagai apapun (teman, sahabat, keluarga, pasangan dan musuh sekalipun) memiliki tanggal kadaluwarsa. Karena keberadaan semua di ketidakabadian ini berbatas waktu. Mau dipisahkan oleh putus baik-baik karena tidak lagi saling cocok, atau putus karena salah satu atau dua-duanya selingkuh, atau bahkan yang lebih tragis lagi ditinggal mati, batas waktunya sudah habis.

Ketikapun dipaksakan apa yang akan terjadi? Banyak kan Debby Niken? Mudah bertengkar yang bahkan saling menyakitinya sampai berdarah-darah, rejeki menjadi setidak jelas status dengan gebetan yang hanya singgah untuk melepas rasa sepi. Intinya hanya ketidakbaikan. Lalu kenapa harus dipaksakan? Jika hatimu penuh cinta, harusnya lepaskan dia untuk bisa bahagia dan dapatkan juga kebahagianmu sendiri.

Prinsip move on menjadi sangat mudah setelah sekian banyak kegagalan. Sakitnya hanya akan bertahan sekian bulan, menangisnya akan membuat mata bengkak sampai harus sering dilihat penuh tanda tanya orang-orang di sekitar kita yang peduli atau hanya mencari bahan untuk digunjingkan. Tapi percaya saja, setelah menemukan tambatan baru kita akan mengerti kenapa yang lama memang harus diselesaikan. Begitu bukan Debby Niken?



Ada banyak hal yang saya lewatkan setelah mati suri dari mengetik kata sekian bulan terakhir. Banyak hal yang membuat saya bisa membela diri untuk mencari alasan kenapa tidak lagi menulis. Mungkin perlu saya jelaskan satu persatu sebagai kronologis yang akan dianalisis dengan makian pembaca. ALASAN tetap saja ALASAN, tapi ada baiknya kalian tahu, biar kalian paham. Ini sekali lagi bentuk pemaksaan saya untuk kalian bisa menerima dan memahami saya, karena alasan itu bisa benar dari kacamata tergantung kenyataan dan kemungkinan penerimaan pembacanya. Siapkan tissue (kali saja ada yang mbonjrot), jangan lupa popcorn (biasanya Neni yang akan membutuhkannya untuk menikmati hidup yang selalu berisi sinetron), kertas untuk mencoret koreksi kata waktu dan lain sebagainya (ini kebiasaan N1nna yang tidak akan membiarkan kealpaan dan ketidakcermatan terabaikan). Selamat membaca curhatan saya ;)

1. Mengawali Cinta Uang demi Parikesit and No Label Library

Hidup saya tidak ada matinya, sampai kadang saya bosan dengan penyesuaian yang tidak kenal henti  dan marah sendiri sampai sering berpikir kapan saya matinya??? Saat masih kuliah dan sok jadi aktivis progresif dulu, saya mungkin biasa tidur hanya tiga atau empat jam sampai berapa bulan yang lalu setelah saya menyatakan diri pensiun dari dunia sosial, dengan sok nya waktu itu saya berkoar-koar, saya mau jadi orang kebanyakan yang egois mikir bagaimana bisa dapat duit banyak tanpa perlu mikir orang lain. Diawali dengan saya bisa tidur sepuas saya mau. Tapi ketenangan itu ternyata tidak berlangsung lama, kebiasaan tidur berlama-lama saya tentu menjadi kacau setelah kembali harus bergulat dengan waktu. Jam 4 pagi sudah harus bangun mengejar penjual-penjual kue dan nasi bungkus di kampung kue atau pasar kembang, terus melek sampai jam 22. 00 atau bahkan lebih ketika teman-teman masih ingin ngobrol di rumah impian ini. Yak, Parikesit. Rumah penuh mimpi kita semua.warga DeNL dan mungkin sebagian lain orang-orang di luar kita. Rumah dimana kita bisa berbagi segalanya dengan segala manusia  dengan hanya satu kriteria: yang ingin tidak berhenti hidup untuk memperbaiki cerita dalam perjalanan kita mengada. Jadi, bagaimana saya bisa menyempatkan menulis Debby Niken ketika pikiran dan waktu saya masih terpenuhi dengan bagaimana menyesuaikan diri dengan ini? Lagi-lagi, ingat kata bijaknya mbak cantik Raisa: “Meraih sukses itu butuh usaha keras dan kerja keras, seperti untuk mendapatkan keindahan kulit membutuhkan juga usaha keras mencapainya dan menjaganya. Karena itu, pilih cara terbaik untuk menjadi lebih baik”

2. Mengalami jatuh Cinta yang Sejatuh-jatuhnya

Ini yang paling seru, malah harusnya ini jadi poin pertama dalam daftar alasan saya. Memang memalukan kalau saya yang sudah setua ini masih saja diombang-ambingkan perasaan , hal itu terjadi karena saya tidak belajar logika lebih dalam. Entahlah, galau akut saya diawali dengan orang yang sangat sepesial dan unik yang sampai sekarang masih saya selami,  sebenarnya siapa saya baginya. Saya memang selalu tertambat pada perempuan yang lebur dengan masalah, ini berkaitan dengan instink sok jadi pahlawan. Jadi beginilah, hampir setiap hari di BBM in mantannya si dia yang bercerita segala hal sampai sedetail apa mereka ML membuat saya memilih sikap membangun benteng tinggi dan setebal saya mampu untuk menghentikan kekacauan hubungan kami. Sabar saja, sudah selesai kok bentengnya, tinggal mengatasi kesepiannya saja haha. Jadi rek, stop men-cie-cie in saya dengan orang itu ya, bisa ambruk mellownya. Kalau kata Niken: “Ya kamu yang salah, harusnya kendali itu ada di kamu. Mau perjuangin kok setengah-setengah. Kamu sebenarnya cinta apa tidak? Kenapa tidak kamu coba test perasaanmu sejauh apa dengan dia? Sebenernya kamu beneran jatuh cinta apa Cuma jatuh hati kayak lagunya mbak Raisa?”

Saya akui saya tak bisa membuat demarkasi (batas yang jelas) sebagaimana Van Mook dengan semena-mena membatasi wilayah Republik dan Belanda, wilayah bisa jelas, tapi hati bukan seperti wilayah, karena dalam masalah ini saya sendirilah -bukannya orang lain- yang menjajah hati saya.

3. Menggenapi Cinta pada Keluarga

Rasanya seperti dihukum dineraka tapi sayangnya dimensinya masih di dunia ketika Ibu yang melahirkan kita mengeluarkan ancaman “Kalau ibu mati, kamu yang salah.Durhaka tidak bisa membalas pengorbanan orang tua.Ibu tidak pernah minta apa-apa, ibu Cuma pengen kamu nikah.Tiga bulan saja kamu cerai nggak apa-apa. Ibu bisa ngerti kamu kayak apa (lesbian), tapi mbokya buangno sebah e ibu, malunya ibu sama tetangga dan teman-teman ibu. Nikah o to nduk”. Skakmat. Akhirnya tanggal 26 April 2015 saya menikah sesuai dengan tulisan yang saya buat di buku Her Story yang diterbitkan tahun 2012 oleh sebuah komunitas lesbian yang pernah saya buat bersama mbak mantan.

4. Mengulang “Cerita Cinta” Mantan

Saya tidak mudah menolak, apalagi membenci orang di sekitar saya. Saya rapuh, lemah dan mudah trenyuh karena selalu berusaha memahami latar belakang orang bersikap diluar batas moralitas. Menurut saya hidup sangat keras, manusiawi jika kemudian manusia berusaha menjadi sok keras dengan hidup untuk melindungi dirinya sendiri. Tapi mengalami kekerasan dari orang yang sangat mengerti saya membuat saya sangat takut dengannya. Orang yang pernah hidup dengan saya 3 tahun 7 bulan lamanya, yang setiap pagi malam dan bahkan disela waktunya selalu mengucap cinta ternyata bisa menikam saya dengan senjata yang paling tidak bisa saya terima, kelemahan saya. Segala moralitas, pondasi kebaikan, kasih dan definisi hidup saya jadi terbolak-balik karena masa memperbaiki kehancuran saya karenanya. Dan saya tidak pernah mau lagi mengulangi kebersamaan saya dengannya. Setelah semua yang telah terjadi, saya telah menutup pintu ke masa depan, bersama-sama dengan masa lalu. Mereka (Mantan dan cintanya yang baru) menyebut saya TRAUMATIS lalu  menertawakan tiada habisnya, sekaligus dengan ejekan dan bercandaan yang menyakitkan. Maka dari itu saya tidak ingin lagi mencipta atau mengulang cerita apapun dengan orang-orang yang hanya ingin menikmati kejatuhan saya.

Dan, hadiah ulang tahun saya tahun ini datang lebih awal. Lagi-lagi, dia membungkus dirinya dengan kedatangannya yang tiba-tiba , menyedihkannya dia datang ke Parikesit dengan gerombolannya. Horor intimidasi yang paling saya takutkan seumur hidup saya kembali diulang di tahun ini, yang lebih mengejutkan, dia dibawa oleh salah seorang teman yang saya anggap sangat dekat dengan saya selama ini.

5. Penghapusan Dosa yang Tidak Henti

Secara religi, kontemplasi saya bermuara disini.Kehancuran yang saya bangun dari masa-masa saya mengada berbuah didunia menjelma karma tanpa menunggu reinkarnasi atau bahkan waktu ketika saya perlu mati dahulu.Hidup terus berjalan, karma terus berputar, penghakiman tuhan tidak mengenal waktu.Saya tidak pernah cukup baik sebagai manusia yang dipenuhi rasa tanpa bisa memanfaatkan kebertuhanan, akal dan nurani saya dengan sempurna.
Tulisan ini bukan saja tentang curhatan tiada habis selama saya masih memiliki nafas, tapi permohonan maaf pada semua yang pernah secara tidak sengaja maupun dalam kekhilafan saya sudah saya lukai. Jangan lagi saling menyakiti, ataupun ketika saya dirasa tidak pantas mendapatkan maaf silahkan secara pribadi membuat perhitungan dengan saya, semoga ada belas kasih yang bisa membuat kita lebih bisa menghargai kata maaf yang sepenuh hati saya tuliskan disini. Terimakasih pernah dan sudah menjadikan saya bagian dalam hidup kalian dengan cerita baik, ataupun terselip keburukan didalamnya.

Kali ini demi cinta dan perjuangan saya untuk mendapatkan gadis pujaan saya akan menulis kembali, karena saya yakin tulisan saya akan membuat orang jatuh cinta meski mungkin ternyata jatuh cinta gadis perjuangan itu ternyata hanya pada tulisan saya (bukan diri saya).







Kekasih,
Kemarin aku menapaki pantai-pantai kembali, sekedar berjalan kesana kemari
Sembari mengingat, kita dulu seringkali berjalan di pantai-pantai yang tidak kita kenali
Dan sesekali berjalan di tepi pantai depan rumahmu
Saling menggenggam tangan, aku nyanyikan lagu-lagu untukmu
Dan kau bicara tentang segalanya.
Aku masih mengingat jelas lekuk jemarimu daripada perbincangan kita
Aku masih mengingat senyummu merona daripada lagu-lagu yang pernah kunyanyikan untukmu

Berjalan di antara pasir pantai
Rinduku  berjumlah bulir-bulir pasir itu, meski tak bisa menyisakan jejak karena selalu disapu ombak


Rindu tak pernah membiarkan aku sepi sayang
Selalu ada alasan untuk merindukanmu
Seperti ombak yang selalu ke pantai,
Meski membawa hal-hal tak penting ia akan selalu kembali

Berjalan di antara pasir pantai,
Di tepiannya aku menemukan senyum yang bukan senyummu
Tidak ada kamu kekasih, dan aku tidak merasa bersalah
Mengingatmu sembari memikirkannya.
Mau berubah sewarna apa hatiku padanya
Aku masih ragu, menawarkan rasa  yang kukira sudah tidak ada
Aku hanya mengingat tulisanmu di lembar lusuh suratmu untukku:
Cinta adalah Keberanian

Aku masih berjalan di antara pasir pantai
Mengingatmu dengan tertawa
Namun saat ini aku hanya sangsi :
Akankah membuat puisi cinta untuk nama selain dirimu,
Sebab ini mungkin akan sedikit pedih yang pahit
:Aku mungkin menginginkannya
:Dia mungkin tak menginginkanku
- Yang ada tak ingin -
- Yang ingin tak ada -

Mungkin aku harus membawanya ke pantai kita lain kali dan menanyakan jawabannya.
Berdoalah untukku kekasih.



Banyu Anjlok,180515


Suatu hari ibu saya mengalami kecelakaan motor yang mengakibatkan tulang pahanya patah dan harus dirawat di rumah sakit. Sebagai seorang pemegang kartu BPJS Kesehatan, saya pikir ibu saya sudah terjamin mengenai pembiayaan selama berada di rumah sakit. Tetapi ternyata tidak demikian. Saat mengatakan bahwa Ibu saya terluka karena kecelakaan lalu lintas, petugas administrasi IRD RS. dr. Soetomo Surabaya mengatakan bahwa kartu BPJS Kesehatan tidak dapat digunakan untuk membiayai kasus-kasus kecelakaan lalu lintas.



Sempat terjadi kehebohan dan panik di keluarga saya atas informasi tersebut. Tapi ternyata, petugas tersebut tidak menyampaikan informasi yang sepenuhnya. Setelah ditanyakan ke loket BPJS, yang untungnya berdekatan dengan lokasi IRD, kami mendapatkan informasi yang jelas mengenai penggunaan BPJS kesehatan untuk kecelakaan lalu lintas. Namun ada berita simpang-siur yang kami tidak ketahui benar atau tidaknya yaitu batas pengurusan penjaminannya adalah dalam waktu 3x24 jam, selebihnya asuransi tidak dapat dicairkan alias ibu saya akan dianggap sebagai pasien umum (dengan biaya sendiri).

Pada prinsipnya, kecelakaan lalu lintas dijamin oleh asuransi Jasa Raharja. Prosedur untuk mendapatkan penjaminan itu, korban atau keluarga korban harus melapor terlebih dahulu ke Kepolisian untuk mendapatkan surat keterangan kecelakaan. Prosedur penanganan di Kepolisian: akan ada olah TKP yang nantinya akan berujung di pengadilan, sehingga dibutuhkan saksi minimal 2 orang dan surat kendaraan akan ditahan untuk dijadikan barang bukti (kendaraan tidak turut disita). Saya tahu penjelasan di atas terdengar rumit dan mengerikan, tapi Anda tidak perlu takut menjalaninya jika Anda memang tidak bersalah. Jika, misalnya, Anda berkendara tanpa memiliki SIM dan Anda mengalami kecelakaan, maka tentu ini kabar buruk untuk Anda. Tetapi jika Anda tidak bersalah, kenapa takut.

Setelah kami melapor ke Kepolisian (harus kantor yang mengurusi tentang lalu lintas, di Surabaya lokasinya di Dukuh Kupang), kami mendapat surat keterangan kecelakaan di hari itu juga, tidak memerlukan proses yang panjang asalkan syarat 2 orang saksi, surat kendaraan dan alamat lokasi kejadian sudah ada. Surat keterangan tersebut selanjutnya dibawa ke Jasa Raharja terdekat. Yang tidak kami duga, ternyata respon dari Jasa Raharja sangat cepat. Di sore hari kami membawa surat keterangan kecelakaan itu ke Jasa Raharja, malamnya kami langsung mendapat SMS dari petugas Jasa Raharja memberitahukan bahwa mereka akan melakukan survei ke rumah sakit tempat Ibu saya dirawat dan meminta salah seorang dari keluarga untuk mendampinginya. 

Petugas Jasa Raharja setelah melakukan survei akan memberikan surat rekomendasi yang harus diserahkan ke pihak rumah sakit. Dari petugas tersebut kami juga mendapatkan informasi bahwa Jasa Raharja akan menanggung biaya berobat korban maksimal sampai 10 juta rupiah, tetapi bagi pemegang kartu BPJS Kesehatan bila biaya perawatan lebih dari jumlah tersebut maka sisa biayanya akan dijamin oleh BPJS. Misal, biaya berobat 25 juta, jika asuransi Jasa Raharja menanggung biaya 10 juta, maka sisa 15 juta akan ditanggung oleh BPJS sehingga Ibu saya tidak perlu membayar sendiri.

Jadi jika saya tuliskan kesimpulan prosedur di atas, adalah:
1. Melapor ke Kepolisian. Syarat: 2 orang saksi, surat kendaraan, lokasi kecelakaan.
2. Mendapat surat keterangan kecelakaan dari Kepolisian. Selanjutnya membawa surat keterangan tersebut ke Jasa Raharja.
3. Survei dilakukan oleh petugas Jasa Rahajra, yang selanjutnya akan mengeluarkan surat rekomendasi.
4. Setelah ada surat rekomendasi dari petugas Jasa Raharja, berarti biaya berobat korban sudah dijamin sepenuhnya oleh Jasa Raharja (maksimal sampai 10 juta), yang sisanya akan ditanggung oleh BPJS.

Jangan lupa dalam menjalani prosedur di atas untuk selalu membawa Kartu Keluarga, Kartu BPJS dan KTP korban. semuanya harus dibawa asli dan difotokopi beberapa lembar.

Demikian penjelasan saya sesuai apa yang saya alami. Jika ada tambahan atau koreksi, silahkan cantunkan pada kolom komentar.


(She, whose soul wandered in the dream last night) Dia, yang jiwanya mengembara dalam mimpi tadi malam.

Aku melihatmu berjalan di antara lalu lalang di sebuah Mall yang biasa kita datangi. Kamu tidak melihatku. Aku mencuri pandang di antara orang-orang yang berdiri di depanmu. Suatu hal yang tidak biasa untuk bertemu denganmu lagi. Kamu selalu menghindar dan menganggapku tidak ada meski aku berjalan dan berpapasan denganmu. Aku selalu melihat ke matamu untuk mencari dan mendapatkan senyummu dan pandanganmu padaku meski sekilas, tapi hal itu sebuah keajaiban kalau terjadi.
Pikiran nyataku kembali mendapatimu sedang sibuk sendiri, kamu sepertinya memendam sesuatu. Aku menyapamu, tidak berharap kamu membalasnya tapi di luar dugaan kamu membalas dengan sekilas senyuman dan pandangan penuh arti. Pandangan itu, yang aku coba untuk memaknainya. Pandangan yang membuatku tersesat bertahun-tahun dalam satu pertanyaan yang tiada aku temukan jawabannya.
Aku tidak menyadarinya ketika tanganmu meraihku dan mengajakku menjauh dari keramaian. Seperti tidak berdaya, aku mengikutimu. Rasa itu seperti sebuah penantian yang tiada ujung yang membuatku mati rasa tapi merasa.

Kita berada di sebuah teras rumah, duduk bersebelahan dengan pandangan ke arah jalan raya. Kamu begitu beda dengan sebelumnya yang menghindariku. "Aku tidak bisa seperti ini selamanya, mendiamkanmu dan membuat semua seperti hampa". Aku terdiam saja dan menunggu kamu berkata-kata lagi. Aku tahu menyelamu hanya akan merusak suasana yang akan bertambah tanpa arah. "Iya, aku ada rasa ke kamu, iya kamu benar, aku memendam rasa itu dalam dalam dan membuangnya jauh-jauh. Kamu tau kenapa? Iya aku tidak mau dekat-dekat denganmu. Kamu pengaruh burukku dalam mencintai seseorang. Aku tidak mau dekat denganmu. Tapi aku menyayangimu.
Semua kata-katanya begitu indah meski sakit. Selama ini dia menganggapku tidak ada tapi ada. Menganggapku hilang tapi nyata. Perasaannya begitu nyata. Jawaban yang aku cari-cari selama ini keluar begitu saja dari dirinya tanpa aku berpikir dia berkata seperti itu. Aku terdiam, aku tidak mau merusak udara yang begitu tenang dengan adanya dia di sampingku.

Tiba-tiba ada rasa hangat di pipiku. Dia menciumku. Menciumku dengan penuh perasaannya untuk menunjukkan kata-katanya adalah nyata. Aku membeku. Aku melihat dalam ke matamu mencari apa yang tersembunyi di dalam hatimu, kamu balas menatapku penuh rasa, membuka hatimu dan memberi apa yang ada. Nyatakah ini? Perasaannya? Perasaanku? Mengapa semua ini begitu mudah terjadi dalam alam bawah sadarku? Kenapa jawaban-jawaban yang ingin kudapatkan dalam nyata begitu gelap dan menyesatkanku? Siapa yang mengolok-olok situasi ini? Mimpiku? Diriku sendiri? Kamu dalam nyata?

Kalau memang tidak nyata ini adalah nyata, tunjukkan dalam nyataku rasamu dan ucapanmu yang hadir dalam mimpi bukan hanya bunga yang kau sampaikan dalam bawah sadarku. Tidakkah kamu tahu? Aku menunggumu mengucapkannya, apa yang ada dalam hatimu kepadaku. Pertanggung jawabkan yang kamu akibatkan terhadapku.


Awal April adalah hari kelahiran orang-orang Aries. Buku dan perkiraan astronomi menyebutkan bahwa orang-orang yang kelahirannya berlambang bintang ini sebagai seorang pemberani, tidak suka diatur, keras hati, dan agak egois. Apabila menginginkan sesuatu, apapun tantangannya pasti akan dihadapi dengan gigih. Cerdas, daya pikirnya luas dan selalu ingin berkembang. Dalam percintaan Aries adalah orang yang bergairah, setia, hot, penuh semangat, pandai membuat pasangan tergila-gila tapi tidak suka dikuasai. Emangnya kuda…. ?

Aries adalah firework itu sendiri makanya dia gampang takjub dengan orang-orang yang menimbulkan kesan firework, namun bila sudah mempunyai pasangan dia tidak akan peduli dengan orang itu. Horny iya.

Aries adalah makhluk yang saya pikir paling siap menghadapi pernikahan ala orang Indonesia. Sebab menikah atau berpasangan bagi mereka adalah salah satu bukti mereka dapat memiliki cinta pasangannya “luar-dalam”. Artinya mereka selalu dan terkadang terlalu serius bahwa konsep percintaan adalah harus berpasangan atau menikah. Aries akan sangat melindungi dan setia pada pasangannya, meski itu hanya untuk pencitraan karena bagi mereka Love Don’t Cost a Thing atau Nothing To Loose.

Dalam keyakinan dikatakan saya bahwa menikah adalah separuh ibadah, meski ternyata kalau saya baca yang diwajibkan menikah adalah pemuda, tengoklah Rabiah al Adawiyah tidak menikah. Lebih jelas hukum menikah bagi wanita dapat dilihat di laman http://www.konsultasisyariah.com/bolehkah-wanita-melajang/

Saya juga bisa menjamin bahwa kebanyakan Aries adalah orang yang monogomi apalagi kalau sudah cocok pasti dia cenderung setia. Coba tengok Aries-Aries keren di bawah ini :

1. Insial E. S yang biasa dipanggail Ragil
Aries kelahiran 29 Maret ini lumayan terkenal di komunitas LGBT. Tak takut coming out, setia kawan dan penyayang. Meski saat ini masih belum berpasangan tapi cintanya pada makhluk-makhluk femme begitu besar. Ia rela menjadi “Kakak Pembina” agar bisa sedikit lebih dekat, bahkan bila itu tak membuatnya jadian.

Ya Ragil adalah sosok yang biasanya dicap sahabat kami sebagai martir, melihat pengorbanannya selalu makan hati dan menciptakan kegalauan berhari-hari, saya sejujurnya salut. Pada orang yang belum tentu jadian saja cinta dan pengorbanannya begitu besar, apalagi bila ketemu yang sehati dan menikah, pasti dia sanggup berjalan di atas duri dan api untuk pasangannya.

2. Pari Kesit
Aries yang lahir 3 April ini betul-betul maskot. Bahkan haters pun mengakuinya. Sosok kaya-raya, cerdas, punya jabatan tinggi, meski
tidak terlalu cakep tapi punya kesombongan yang sulit diungguli hatersnya. Mengatakan mengapa dia diterima kuliah di bagian tabib karena tidak diterima di fakultas sastra, mungkin dianggap hatersnya anak ini sombongnya tidak ketulungan, tapi saya yakin universitasnya tepat memilih masuk jurusan itu. Itu akan membuatnya cukup sibuk daripada menjadi player yang dapat menghabiskan stok cewek kece se-Surabaya.

Meski saya yakin dia tidak terlalu cinta yang begitu dalam pada pasangannya saat ini, dia konsisten mempertahankan hubungan itu. Sebab melihat gelagatnya, sebenarnya api cinta untuk pasangannya itu seperti kuku, begitu bosan akan tumbuh lagi. Tentang pasangan? Wow dia sangat show of force. 

Mungkin karena “hampir selesai” dengan dirinya, si pari kesit ini hanya membutuhkan orang yang sangat sabar akan segala keegoisan dan bisa membuatnnya tambah kaya sehingga hatersnya bertambah.

3. Nick Niken
Gadis yang lahir 7 April ini adalah sosok dewasa yang ingin segera menikah dengan bahagia. Apalagi punya semangat tak takut menikah karena menikah adalah takdir dan kompromi, sosok ini menjamin akan setia pada pernikahannya.


Alkisah, ada Ksatria Otok yang dulunya pendekar pilih tanding dari Padepokan Nggacor namun telah diusir karena kurang tapa dan menjadi tumbal intrik mantan kekasihnya yang mendongkelnya dari padepokan itu karena sudah bosan dan ingin berkuasa tanpa “kelilip mata” di depannya. Mantan Kekasih Ksatria Otok ini bernama Hantu Thethek Melek dengan pukulan pamungkasnya Cangkem Iblis.

Sayang seribu sayang, dengan pukulan Cangkem Iblis Hantu Thethek Melek berhasil mengalahkan Ksatria Otok dengan telak. Hingga saat ini kelemahan Ksatria Otok ini adalah bila melihat wajah Hantu Tethek Melek, kesaktiannya akan punah, perutnya akan mulas dan muntah-muntah hingga balsam yang paling panas pun tak mampu mengobatinya. Maka Ksatria Otok yang keliatan culun ini pun sesumbar, “Aku tidak akan melihat, bicara dan berurusan dengan kalian heee orang-orang Nggacor, terutama kamu, Hantu Thethek Melek.”

Keadaan itu diketahui oleh teman-temannya yang kebetulan menjadi pengembara bersamanya. Teman-temannya berusaha menyembunyikan dirinya agar tak bertemu dengan Hantu Thethek Melek selama kesaktiannya belum kembali.

Bahkan teman sesama pengembara Ksatria Otok,  Nyi Ngablak masih memanfaatkan kebaikan Ksatria Otok agar menuliskan Kitab Seribu Setan sebagai syarat kelulusan perguruan kondang di sebelah Kalidami yang kumuh. Padahal bila guru Nyi Ngablak tahu bahwa tulisan Kitab Seribu Setan itu dibuat orang lain, niscaya dia akan kena drop out alias dikeluarkan dengan tidak hormat.

Ksatria Otok yang naïf ini berusaha menulis Kitab Seribu Setan dengan bahan-bahan dari 3 Kitab Babon yang dimiliki Nyi Ngablak. Sementara Ksatria Otok menulis kitab itu, Nyi Ngablak malah berindehoi dengan pacar barunya Ki Tutuk Wolak Walik.

Sampai pada suatu saat Ksatria Otok mengerti bahwa ternyata dia hanya dimanfaatkan, dia kembali melarikan diri, kali ini dari Nyi Ngablak dan Ki Tutuk Wolak Walik. Dia melarikan diri dari mereka berdua karena Ki Tutuk Wolak Walik adalah sahabatnya yang telah punya gandengan tapi bukan Nyi Ngablak. Dia tidak mau mencampuri urusan asmara meski sebenarnya dia sempat dipisuh-pisuhi Ki Tutuk Wolak Walik di Facebook karena dianggap membunuh karakter Ki Tutuk Wolak Walik. Ki Tutuk Wolak Walik masih selamat karena Ksatria Otok belum punya niat memberi pelajaran orang yang dianggap sahabatnya.

Sayang seribu sayang, dalam pelarian dirinya ini Ksatria Otok ini lupa mengembalikan 3 Kitab Babon milik Nyi Ngablak. Meski sebenarnya 3 Kitab Babon itu bisa didapatkan melalui unduhan gratis. Ksatria Otok yang naïf, ceroboh dan suka menghindari masalah ini memang apes. Nyi Ngablak yang malas dan serakah berpasangan dengan Ki Tutuk Wolak Walik yang memang sudah dendam dengan Ksatria Otok ini rupanya menyimpan niatan membalas dendam, tapi mereka tidak segera mengejar dan menghajar Ksatria Otok agar mengembalikan 3 kitabnya.

Maka setelah pelariannya hingga di Kampung Sebrange Wong Congok, baru saja ia bertapa kembali. Ia digeruduk oleh Nyi Ngablak dan Ki Tutuk Wolak Walik. Namun kali ini Ki Tutuk Wolak Walik yang telah tahu kelemahan Ksatria Otok, membawa Hantu Thethek Melek dan beberapa orang dari Padepokan Nggacor agar Ksatria Otok gentar.

Berhasil? Tentu.

Dengan melihat wajah Hantu Thethek Melek, Ksatria Otok saja sudah hampir muntah, hatinya mencelos dingin dan tangannya tak bisa merapal suatu mantra. Meski Hantu Thethek Melek mengatakan datang sebagai teman, Nyi Ngablak dengan sok innocent dan Ki Tutuk Wolak Walik dengan senyum mengembang, meminta Ksatria Otok mengembalikan 3 kitab milik Nyi Ngablak.

Anehnya ketika Nyi Ngablak ditanya apa saja judul 3 kitab itu malah bilang lupa.

Akhirnya Ksatria Otok disuruh membuat perjanjian agar mengembalikan kitab-kitabnya atau membayar dengan kepeng. Syukurlah Kitab Babon itu ketemu satu dan kini Ksatria Otok sedang sibuk mencari kitab kedua.

Begitulah, Ksatria Otok memang tidak beruntung dengan pertemanan apalagi percintaan.

(Suara pemirsa 1: OPO TUMON WONG NGGARAP KITAB SERIBU SETAN LUPA KITAB BABONNYA?)
 (Suara pemirsa 2: OPO TUMON JARE KONCO TAPI NGGAWE SURAT PERNYATAAN DENGAN SUBYEK HUKUM TIDAK JELAS ?)

Entahlah.

Ketoprak di atas bila dipraktekkan baik sebagai Ksatria Otok, Nyi Ngablak dan Ki Tutuk Wolak-Walik serta Hantu Thehek Melek dan Geng Nggacornya adalah contoh dari bullying dan mobbing. Ksatria Otok korban bully, sementara pelakunya adalah Ki Tutuk Wolak Walik dan pelaku mobbing adalah Hantu Thethek Melek dan Geng Nggacornya.

Bullying adalah tindakan menyakiti orang lain agar dirinya memiliki kuasa untuk mengatur orang lain. Tindakan menyakitinya bisa ditunjukan dengan mengintimidasi, name labeling, gossiping, sampai ke tindakan fisik seperti menampar ataupun memukul. Ada banyak alasan mengapa orang menjadi tukang bully dan tidak ada satupun alasan tersebut yang bisa disepelekan.

Alasan Orang Mem-bully
Menurut laman www.kawankumagz.com, ada beberapa alasan orang mem-bully yaitu :

1. Karena biasa di Bully
Perilaku bully kebanyakan terjadi karena siklus. Maksudnya, orang bisa menjadi kasar karena dia biasa dikasari oleh lingkungan sekitarnya. Orang yang besar dengan sikap kasar seperti ini kebanyakan akan tumbuh sebagai orang yang juga akan kasar terhadap orang lain.

2. Karena menjaga tradisi
Perilaku bully yang paling sering terjadi di sekolah adalah tradisi mengerjai anak-anak baru pada masa orientasi. Di masa orientasi ini enggak jarang perilaku bully yang dilakukan saat masa orientasi menjadi tindakan kriminal yang merugikan nama baik.

3. Karena ingin berkuasa
Banyak hal yang dilakukan orang untuk mendapatkan perhatian orang lain. Untuk mendapatkan perhatian banyak orang tersebut banyak yang membuat dirinya lebih kuat ataupun berkuasa dari orang lainnya.

4. Karena iri
Banyak orang yang mengintimidasi ataupun memberikan name label kepada orang lain karena dia merasa iri dengan kelebihan yang dimiliki orang lain. Kelebihan orang lain tersebut membuat dirinya tidak nyaman, dan ketidaknyamanannya dia tunjukkan dengan sikap kasar ataupun intimidatif sehingga orang tersebut juga merasa tidak nyaman juga.

5. Karena kurang percaya diri
Banyak diantara orang yang tukang bully itu justru karena dia memiliki krisis kepercayaan diri. Banyak dari mereka yang mungkin terlihat tangguh dan berani saat mengerjai orang lain tapi justru menjadi ciut ketika harus maju ke depan sendiri dan menjadi pusat perhatian. Makanya kebanyakan tukang bully biasanya selalu berkelompok.

Dan siapa orang Indonesia yang kebal bully? Sepertinya dia adalah @dijahyellow.




Ada beberapa orang yang mati meninggalkan sesuatu yang masih berasa setelah lewat sekian puluh atau bahkan ratus tahun; sebuah perjalanan untuk ingatan masa hidup seseorang ketika sudah tiada. Namun tidak sedikit di antara mereka yang menyisakan rasa getir ketimbang rasa lain untuk diingat dalam sebuah cerita, cerita yang akan terus dikumandangkan tahun demi tahun melawan waktu untuk bertahan namun pada akhirnya hilang tidak berbekas, mati mengikuti ajal sang pemilik cerita.

Pagi itu setelah usai menyiapkan dagangan di Parikesit, saya harus ke belakang untuk mengambil keperluan bebersih di teras depan yang kami jadikan tempat berjualan. Di saat melewati ruang baca, saya terhenti. n1nna menangis sesengukan. Semalam dia tidur di ruang baca setelah melalui saat yang berat karena menerima berita teman dan rekan sejawatnya mengalami plasenta akreta pasca melahirkan.

Masih dengan tubuh bergetar karena tangis, dia bercerita kalau temannya baru saja meninggal beberapa saat tadi. Waktu di sekeliling saya seolah berhenti. Saya bahkan tidak merasakan bisa bernafas dalam hitungan detik hingga akhirnya berhembus seakan tidak mengenal henti. Selamat jalan siapapun engkau.

Saya memang tidak mengenalnya secara personal, sejenak saya menyampaikan duka pada semesta untuk mengantarkannya menjalani masa setelah kehidupan. Benarkah ada masa setelah kematian? Ah, sudahlah, dia pasti sangat meyakini itu. Semoga semesta menerima jiwamu untuk terus hidup di dalam setiap diri yang kau tinggalkan dalam kenangan baik.

Saya bersedih bukan hanya karena kepergiannya, tapi melihat n1nna yang menangis karena kehilangannya. Ya, hidup hanya berisi tiga masa pertemuan, melewatinya melalui setiap masa-masa sulit bersama, lalu pergi untuk mati atau pergi begitu saja karena memang tidak memiliki visi yang sama dalam menyikapi hidup. Menurut apa yang diyakini sahabat n1nna, ia mati dalam syahid setelah berjuang untuk melahirkan ditambah pula ia mengalami kematian di hari yang diagungkan agamanya, hari jumat. Menurut salah satu hadis yang cukup sahih periwayatnya: “Syahid ada tujuh macam selain gugur (terbunuh) di jalan Allah; orang yang mati karena penyakit lepra adalah syahid. Orang yang mati tenggelam adalah syahid, orang yang mati karena penyakit bisul perut adalah syahid; orang yang mati terbakar adalah syahid; orang yang mati karena tertimpa bangunan atau tembok adalah syahid; dan wanita yang gugur disaat melahirkan (nifas).”[HR. Imam Thabaraniy]

Satu lagi duka saya terima baru saja beberapa jam yang lalu, anak dari om-nya Niken, yang merawat keponakannya, meninggal karena gagal ginjal.

Banyak kematian yang membuat saya belajar untuk lebih memaknai hidup. Berlomba dengan sisi egois yang manusiawi melekat dalam diri saya untuk terus berupaya menjadi lebih baik

Merasakan kesedihan karena hal yang seperti ini membuat saya teringat dengan seseorang yang sedang memenuhi pikiran dan perasaan saya akhir-akhir ini. Tentang bagaimana dia melalui hidup dan ketakutan saya. Beberapa kali pertemuan yang singkat, saya secara perlahan mulai menaruh respek terhadap dirinya bahkan angkat topi dengan wawasan yang dimilikinya, karena dengan usia yang masih begitu muda mampu menjadi teman ngobrol ataupun diskusi yang menyenangkan. Tapi sepertinya itu hanya sebatas pemahaman, bukan pengertian yang kemudian dia bawa dalam penyikapan yang bijak dalam hidup seluas pengetahuannya.

Ah, saya memang selalu terlalu berlebihan menyikapi sesuatu. Tapi begitulah saya, melodramatis seperti hidup yang berisi pigura-pigura tentang banyak hal dan orang yang tidak pernah kita kira, harapkan bahkan inginkan. Dua sisi dalam dirinya membuatnya selalu menyikapi banyak hal dalam dua acara pandang yang kontradiktif. Menginginkan tapi juga tidak mau, mengagumi tapi membenci, menghormati tapi sering mengatakan orang tersebut tidak layak menjadi manusia. Bipolar membuatnya sempurna dalam ketidaksempurnaan.

Menyayanginya membuat kita harus bisa memahami cinta yang tanpa syarat. Tapi ternyata itu menjadi sangat berat ketika saya mengira cinta saya sudah tanpa syarat. Terbukti dua mingguan lalu mantannya dengan santai bercerita mereka berhubungan intim lagi (setelah mati-matian pertengkaran dengannya karena kelancangan saya bilang, “Kamu masih miliknya dia,” membuat kami tidak bertegur sapa cukup lama), dia malah beberapa kali masih bercinta dengan orang yang tidak dia inginkan tapi selalu bersamanya dalam hampir semua aktivitasnya

Seiring berjalannya waktu, terlalu sulit untuk menjawab pertanyaan apa yang sebenarnya saya inginkan darinya. Kesibukan demi kesibukan seolah silih berganti mewarnai hari yang harus dijalani. Membumikan mimpi tentang rumah singgah yang nyaman untuk pengembangan diri yang juga memberikan banyak manfaat untuk sekitar. Bahkan ketika menulis ini saya ikut berandai-andai, bahwa saat ini dia mungkin akan melihat bahwa ketidaksempurnaan saya dalam menjalani hidup serupa juga dengannya yang tidak memahami bagaimana menerima ketidaksempurnaannya.

Membaca tulisan ini mungkin sebagian orang akan bertanya-tanya mengapa dia yang saya temui dan kenal dalam waktu yang relatif singkat namun memberikan kesan yang mendalam hingga rela menuangkannya dalam beberapa tulisan saya terakhir ini. Yah, itulah sosok dia yang masih saya kagumi dalam ketidaksempurnaannya. Dia tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat orang lain respek terhadap dirinya dan tulus melihat orang lain sebagai teman untuk sekedar ngobrol, diskusi dan ngopi hingga tetes terakhir.

Seperti yang pernah dikatakan Sir Peter Ustinove, tidak ada gunanya mati jika anda tidak menghantui ingatan seseorang. Jika anda tidak meninggalkan secercah rasa. Diabukan hanya meninggalkan secercah rasa dalam kenangan perjalanan hidup yang saya jalani, sepertinya saya harus lebih keras terhadap diri saya sendiri untuk mencintainya tanpa syarat agar hidup saya (yang tidak pernah saya tahu kapan waktu akan berhenti) bisa membuat tetap dalam batas yang saya bangun dengan susah payah selama ini. Menjalani hidup dengan tanpa syarat, untuk membuat hidup lebih bisa saya tinggalkan dan akan dikenang dalam kebaikan.

Mungkin saya salah satu orang yang menganggap penting eksistensi saya di dunia. Hingga apa yang dipikirkan orang lain begitu penting untuk saya. Tapi, buat saya ini bukan hanya tentang kenangan, melainkan merubah ketidaktulusan yang sudah membusuk dalam setiap diri, hingga hidup orang lain dianggap (hampir semua orang di dunia ini) bukan urusannya, karena tidak penting dan membawa manfaat untuknya.

Untuk saya, hidup adalah menghidupkan. Karena hidup terlalu singkat untuk hanya memikirkan dan menjalaninya (hanya) untuk kepentingan dan kebutuhan diri (kita) sendiri.