Aku merasa asing....siapa dalam diriku. Kata-kata sudah tiada, dan untuk berucap pun acapkali malas.

Tiga bulan yang menghantam itu rasanya membuatku bisu tuli. Aku tetap tegak membujur, meski meruntuh.Aku tersenyum, walau tertusuk pendulum. Aku bahkan tak tahu sedang baik-baik saja atau sebaliknya. Mati rasa!

Parahnya, itu tetap berlangsung ketika ayam berkokok lagi. Kakak-kakakku, bahkan bunda tercintaku sudah bisa terbahak-bahak sambil bergaruk. Bersandar pada siapa? Tegakah aku membuat pertahanannya kembali jatuh,bahkan mungkin di atas puing yang belum benar-benar mengencang. Tapi apa yang mau aku sandari? Toh aku sendiri tak tahu apa yang terjadi dan yang aku inginkan

Satu-satunya hiburanku adalah ketika memandikan pahlawan perempuanku itu, atau ketika memijitinya, dia di atas kasur, dan aku di kolongnya. Dengan begitu aku bisa beralasan mengelus kakinya, bahkan sangat wajar untuk mencium kakinya. Ibu, aku butuh sedikit bantuanmu, analisamu bahwa aku hanya sedang terhenti dan bukan mati!

Begitu pula ketika berkumpul dengan teman-teman, aku lebih suka mengamati sekitar ketimbang terlibat obrolan yang maha serius. Atau skalian kopyor, aku menggoda sana-sini. Hal yang wajar, selalu kulakukan sejak kecil pada teman-temanku yang empuk jadi sasaran "buang hajat". Tapi godaan itu kosong, tak aku tak merasa euforia, tak merasa menang, ataupun bahagia! Parahkah?

Untung saja, aku bekerja di bidang seni yang sangat penuh tantangan, dan aku mensyukuri kebodohanku yang dulu tak punya komputer, sehingga sekarang adalah masa bermainku dengan script-script yang aku sangat tak paham tapi justru mengasikkan diolahnya. Aku sering terbangun, dengan rasa yang sangat kalut, entah karena apa dan oleh siapa, kerinduan pada apa aku juga tak paham. Melek mata itulah kugunakan bermain script, entah besok jadi apa, tapi aku tak membiarkan perasaanku kosong, walau seringnya malah script yg aku ketik adalah celetukan hatiku.Aku sedang mengalihkan, atau tepatnya menipu perasaanku, atau apalah, tapi aku puas. Sambil menunggu detik ninabobokkan aku.

Aku sedang acuh. Rasa ini untuk kesekian kali, tapi lagi-lagi aku tak paham jawabannya. Otakku mungkin sedang tidak center, udelku juga, atau mungkin semuanya. Aku ingin mengakhiri krisis ini.

Tapi hari ini sedikit ada pencerahan. Tamu bulanan yang absen hampir 4 bulan terakhir, sekarang nongol. Entah ada hubungannya atau tidak, aku cuma mau menyemangati diriku sendiri "aku sudah bisa menyelesaikan 1 masalah, lainnya pasti bisa selesai!"........

YA, MUNGKIN BENAR, JIKA DIRANGKUM MASALAH-MASALAH TERASA BESAR, PADAHAL MEREKA TERDIRI DARI 1 ATOM MASALAH-MASALAH KECIL. HANYA BUTUH WAKTU UNTUK MENGURAINYA, MENGIKHLASKAN APA YG TERJADI SAMBIL MENDANDANI SAJA YANG AKAN TERJADI. KALAU MEMANG HARUS SAMA-SAMA TERCEBUR LUMPUR, HANYA KITA YANG BISA MEMBELOKKAN MAU TERJUN KE JURANG LUMPUR ATAU HANYA TERCIPRAT SE-MATA KAKI.

Aku jadi teringat satu bait yg pernah aku baca.......

"TUHAN....BERILAH AKU KEKUATAN UNTUK MENGUBAH APA YANG BISA AKU UBAH, BERILAH AKU KEIKHLASAN UNTUK MENERIMA APA YG AKU TAK BISA UBAH....... DAN BERILAH AKU KEBIJAKSANAAN UNTUK MENGETAHUI PERBEDAANNYA"


0 comments to "Tanda Apa?"

Posting Komentar

just say what you wanna say